Lihat ke Halaman Asli

Iwan

Ketua RW periode 2016 - 2026

Teologi Islam Milenial: Kritisisme (Tulisan Ketiga Puluh Tujuh)

Diperbarui: 20 Maret 2024   19:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Kritisisme

Adalah kesadaran bahwa ada  jalan lain dari suatu keputusan yang diambil dimana setiap keputusan harus menganalisa setiap resiko yang dapat ditimbulkan untuk mencapai sebuah tujuan

Dalam konsep Teologi Islam Milenial yang menggunakan analogi pola geometri bangunan Ka'bah ini, dimana dapat kita lihat adanya gambaran persilangan garis yang saling berhubungan membentuk ruang gerak kehidupan. Maka kita ketahui bahwa jalan sejarah yang kita pilih adalah keputusan kita atas realitas yang kita alami.

Kritisisme merupakan sebuah negasi atas pilihan kita, sebab memang sejarah yang tertulis di Lauh Mahfudz bukanlah sebuah garis tunggal, melainkan sebuah ruang yang berisi pilihan pilihan.

Takdir Allah yang berpola ruang memiliki sistematika tersendiri, dimana waktu tidak dapat diulang kembali. Apa yang telah terlewat tak dapat diulang. Semesta selalu berjalan ke depan.

Oleh sebab itu musyawarah dalam mengambil keputusan adalah sebuah keharusan, melihat segala negasi dari keputusankita, agar apa yang telah kita putuskan dalam membuka pintu sejarah, mampu melahirkan keadaan yang "tidak khawatir dan bersedih hati."

Kritisisme adalah sebuah keniscayaan, sebab takdir Allah adalah sebuah ruang, bukan sebuah garis tunggal.

Wallahu'alam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline