Lihat ke Halaman Asli

Gas Air Mata, Perenggut Ratusan Nyawa di Stadion Kanjuruan Kabupaten Malang

Diperbarui: 5 Oktober 2022   19:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(sumber: campusnesia)

Duka yang mendalam atas terjadinya tragedi di Stadion Kanjuruan, Kabupaten Malang pada Sabtu, 01 Oktober 2022 yang merenggut ratusan nyawa disebabkan akibat adanya tembakan gas air mata yang dilakukan aparat keamanan ke arah tribun tempat duduk penonton.

Gas air mata atau sering disebut CS dengan rumus kimia 2-clorobenzalden malononitrile. Gas air mata sebenarnya tidak berbentuk gas, melainkan berbentuk serbuk yang bertekanan dan dapat menghasilkan kabut saat terjadi benturan dengan benda keras. 

Gas air mata memiliki kandungan utama adalah CN (Chloroacetophenone) atau CS (chlorobenzylidenemalononitrile) melalui proses yang cukup rumit. Akan tetapi gas air mata juga bisa dibuat dari bahan utama Oleoresin Capsicum (OC) yang banyak terdapat pada tanaman paprika merah dan paprika hijau. 

Selain senyawa tersebut, gas air mata juga bisa dibuat dari senyawa bromoacetone, benzyl bromide, ethyl bromoacetate, xylyl bromide, dan α-bromobenzyl cyanide. Pada umumnya gas air mata yang sering digunakan terbuat dari senyawa oleoresin capsiucum.

(sumber: dunia.rmol.id)

Gas air mata biasanya digunakan sebagai salah satu senjata kimia yang sering dan umum digunakan seseorang dalam melawan  penjahat, musuh, atau hewan berbahaya. 

Gas air mata ini  berbentuk seperti peluru dan ditembakkan melalui pistol pelontar dan memiliki jangkauan Panjang sekitar 10 cm atau sebesar telapak tangan orang dewasa. 

Setelah gas air mata ditembak dan jatuh mengenai lantai, gas tersebut akan mengeluarkan asap tebal berwarna putih seperti kabut. Apabila asap tersebut mengenai seseorang, maka beberapa bagian tubuh orang tersebut seperti mata, hidung, dan mulut akan mengalami reaksi dari asap yang dihasilkan oleh gas air mata tersebut.

Efek dari gas air mata sangat dipengaruhi oleh konsentrasi senyawa dan lama paparan. Konsentrasi senyawa penyusun gas air mata yang tinggi, meski dengan durasi paparan yang singkat tetap akan membahayakan dibandingkan konsentrasi yang rendah dengan waktu paparan yang lebih lama. 

Setiap senyawa penyusun gas air mata memiki batas ambang iritasi yang berbeda, seperti misalnya senyawa CN memiliki ambang batas iritan sebesar 1.0 mg.m3, CS memiliki ambang batas iritas sebesar 0,004 mg.m3 dan OC sebesar 0,002 mg.m3.

Target sasaran utama dari gas air mata adalah mata dan system pernafasan. Pada saat mata terjadi kontak kurang lebih 20-60 detik dengan gas air mata, maka mata akan mengalami iritasi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline