Lihat ke Halaman Asli

Kepedihan

Diperbarui: 26 Juni 2015   18:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

“Kadang-kadang kesabaran hanya cukup dibayar dengan waktu
Kadang-kadang biayanya lebih mahal - yaitu engkau harus membungkus kepedihanmu dalam rajutan senyum dan tenunan tawa kecil mu”

Laki-laki itu sepertinya mempermainkan perasaanku.Kurasa tidak hanya perasaanku bahkan juga hidupku, entah ia sadar atau tidak, namun ia telah melakukannya terhadapku.Aku sangat mencintainya dan juga sangat menyayanginya.Aku selalu mendukung apapun yang dia lakukan.Aku pun tak pernah menolak apapun yang ia hendak ingin aku lakukan untuknya.Hanya ia laki-laki yang selalu hadir dalam hati dan hidupku selama ini.Kehadirannya sungguh membuatku bahagia.Aku sangat senang menjalani hari-hariku dengan kehadiran dirinya.Ia memberi semangat bagi terwujudnya segala impianku.Dengannya terasa hidupku begitu indah.Kata-katanya adalah inspirasi bagiku.Ia seorang yang baik, seorang yang cerdas karenanya aku sangat menyukainya, walau kadang-kadang ia juga nyebelin.Jika orang tidak mengenal dirinya, maka dia adalah seorang yang benar-benar sangat menyebalkan…, namun …tidak bagiku.Aku sangat menyanjungnya, juga bangga padanya.Aku akan sangat marah jika ada orang lain yang mengatakan yang tidak baik akan dirinya,bagiku ia adalah yang terbaik. Bersamanya adalah keindahan bagiku.

Laki-laki itu adalah impian hidupku.Aku ingin selamanya bersamanya sampai akhirhayatku.Aku ingin membangun istana kecilku bersama dia.Aku akan sangat senang sekali membantu mewujudkan impian dan cita-citanya.Karena itu,…Selama ini aku selalu berusaha mempermudah jalannya untuk mewujudkan keinginannya.Aku abaikan kepentinganku sendiri demi untuk dirinya. Namun… akankah ia menyadari ini semua…

Laki-laki itu, selalu membuatku tersenyum.Aku senang melihat tawanya, ia begitu lucu, aku sering katakan itu padanya.Hanya ia yang bisa membuat aku tertawa…

Laki-laki itu telah membuatku menangis.padahal aku selalu berharap ia dapat memberi senyum untukku.Hatiku pedih dengan apa yang telah ia ungkapkan mengenai diriku baginya.Ungkapannya sungguh sangat tidak beralasan bagiku, bahkan bagi orang lain yang berada disekeliling aku dan dia selama ini.Tak mudah bagiku untuk menerima hal ini.Dan aku yakin ia pun merasakan hal yang sama sepertiku, hatiku bisa melihat hal itu.Ada sesuatu ….entah apa itu…

Tertatih… aku jalani hari-hariku saat ini,Ia tinggalkan aku saat usahaku sedang terpuruk, Aku tak ingin ia meninggalkanku seperti ini.Semangatku benar-benar jatuh,semua jadi kacau, hidupku, usahaku… semuanya kacau.Aku jadi tidak peduli lagi dengan semuanya.Tidak ada arah dan tujuan.Airmata menemaniku ketika mengingat dirinya.Susah payah aku bangkit, aku seperti sangat putus asa dengan semua ini.Seakan matahari ta’kan muncul lagi esok hari, aku ketakutan...Kadang aku sadar, aku seperti orang yang tidak punya iman.Tak mudah bagiku untuk menjalani hari-hariku tanpa dirinya,seakan aku bisa mati tanpa dirinya.Aku tidak bisa menerima semua ini.Aku berharap ini hanya sebuah mimpi buruk. Aku berharap ia pun sadar bahwa ia telah salah melakukan semua ini.Dan aku berharap ia kembali untuk menemaniku, mengiringi hari-hariku…, Aku tak tahu, bagaimana perasaanku kepadanya saat ini.Perasaanku bercampur aduk, antara rindu sedih, kecewa….

Yang pasti saat ini aku masih sayang dia, aku sangat mencintai dia, aku merindukan dia….

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline