Indonesia merupakan negara berkembang yg dianugrahi oleh kekayaan alam yang sangat melimpah. Kekayaan alam yang jarang dimiliki oleh negara manapun bahkan negara maju sekalipun seperti emas, minyak bumi, batubara, hingga hasil lautan yang sangat melimpah yang dapat ditemukan di penjuru negara indonesia. Di Indonesia juga terdapat beberapa daerah yang mengandalkan kegiatan ekonominya pada sektor pertambangan dan galian. Daerah-daerah tersebut diantaranya aceh, riau, kalimantan Timur dan Papua (Sofi, 2021). Namun kekayaan alam ini tidak dapat menutupi lemahnya sumber daya manusia dalam mengelola sumber daya alam yang begitu kaya. Hal ini menyebabkan pandangan bahwa sumber daya manusia cenderung menyepelekan dan membiarkan begitu saja anugrah Tuhan ini. Karena kondisi inilah beberapa negara mulai melirik kekayaan alam dengan tujuan mengambil manfaat darinya yang tidak mereka temukan dinegara mereka sendiri. PT. Freeport merupakan bukti lalai dan ketidakberdayaan sumber daya manusia dalam memanfaatkan pertambangan emas di Papua.
Permasalahan lemahnya sumber daya manusia yang bermutu di Indonesia disebabkan oleh banyak faktor. Mulai dari faktor pendidikan, ekonomi, integritas pribadi, dan lain sebagainya. Cabang permasalahan pada sektor pendidikan juga belum bisa diselesaikan dengan baik. Lemahnya minat baca peserta didik membuat semangat belajar dan produktivitas pendidikan para peserta didik cukup rendah. Namun seiring berjalannya waktu, kemajuan globalisasi dan digitalisasi membuat manusia, baik para orang tua, remaja, anak-anak dapat mengakses berbagai informasi, bahan bacaan, serta hiburan dengan sangat mudah. Kemajuan ini pun dimanfaatkan oleh warga Indonesia dalam mendapatkan bahan bacaan yang lebih banyak dengan cara yg mudah.
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Perpustakaan Nasional menyatakan bahwa tingkat kegemaran membaca warga Indonesia pada tahun 2022 sebesar 63,9 poin. Sedangkan pada tahun sebelumnya sebesar 59,52 poin. Skor tersebut merupakan perbandingan pada tahun 2021 dan 2022 yang mana mengalami peningkatan sebesar 7,4 persen. Angka tersebut memasuki kategori tinggi bila dibandingkan dengan tahun tahun sebelumnya dimana tingkat kegemaran membaca warga Indonesia berada pada kategori sedang. Survei ini dilakukan oleh Perpustakaan Nasional kepada 11.158 responden yang berada di 102 kabupaten/kota. Perhitungan ini dilakukan oleh berbagai aspek, mulai dari frekuensi membaca setiap minggu, dan seberapa banyak penggunaan akses internet untuk bahan bacaan (Rizaty, 2023). Hal ini membuat teknologi dapat menjadi alat untuk berbagai perpustakaan di Indonesia untuk selalu memberikan berbagai layanan dan promosi perpustakaan yang jangkauannya lebih luas lagi.
Salah satu perpustakaan di Indonesia yang telah memberdayakan teknologi dalam pelayanannya adalah Perpustakaan Nasional. Seiring meningkatnya tingkat kegemaran baca warga Indonesia membuat tantangan baru bagi perpustakaan untuk selalu menyediakan bacaan dan ruang baca yang sesuai dengan kebutuhan pengguna informasi. Perpustakaan Nasional telah menjawab tantangan ini dengan kualitas pelayanan yang ditawarkan Perpustakaan Nasional. Mulai dari layanan ruang baca yang disesuaikan dengan penggunanya (layanan koleksi anak, lansia, disabilitas, koleksi audio visual, koleksi naskah nusantara, monograf terbuka dan tertutup,koleksi buku langka, dan lain sebagainya). Bila ditinjau dari fungsi dan tingginya akses para pengguna yaitu layanan monograf terbuka. Menurut KBBI, monograf/monografi adalah sebuah tulisan (karangan) mengenai satu bagian dari satu rumpun ilmu yang membahas mengenai permasalahan tertentu. Sedangkan monograf terbuka pada layanan perpustakaan nasional adalah bahan bacaan di ruang baca yang dapat dipinjam dan dibaca.
Berdasarkan hasil observasi menyatakan bahwa ruang layanan monograf terbuka pada Perpustakaan Nasional merupakan ruang baca yang ideal yang seharusnya diterapkan oleh setiap perpustakaan. Hal ini meliputi beberapa faktor, diantaranya:
- Koleksi Ruang Baca Monograf Terbuka
Berdasarkan hasil observasi, mendapatkan bahwa koleksi pada layanan monograf terbuka memberikan koleksi bahan bacaan yang sangat lengkap. Mulai dari koleksi teologi islam, teologi agama-agama (Kristen, Budha, Hindu, dan lain sebagainya), sejarah-sejarah perkembangan teologi agama, rumpun ilmu pengetahuan alam, psikologi manusia dan sosial, sosial dan humaniora, filsafat, pemrograman data dan komputer, metode penelitian, sumber informasi dan media sosial, budaya dan perilaku organisasi, hukum agama, sosial dan perdata, sistem pemerintahan, sains, teknologi, ilmu terapan, kesenian, olahraga, kesusastraan, geografi, sejarah dan linguistik. Koleksi yang disediakan pada layanan monograf terbuka dapat memberikan tunjangan dan rujukan untuk penulisan penelitian ilmiah, seperti skripsi, tesis dan disertasi. Hal ini dibuktikan banyaknya pengunjung ruangan monograf terbuka merupakan pengguna koleksi monograf terbuka untuk keperluan penulisan ilmiah.
- Penatalayanan Ruang Baca Monograf Terbuka
Sebagai ruang baca yang ramai dikunjungi oleh pemustaka dan pengunjung, maka layanan yang diberikan oleh pihak Perpustakaan Nasional pun harus memenuhi standar kepuasan pengguna. Berdasarkan hasil observasi menyatakan bahwa penatalayanan yang diberikan oleh pihak Perpustakaan Nasional berkategori sangat baik. Hal ini dibuktikan oleh layanan sirkulasi yang tersedia di depan pintu masuk ruang baca monograf terbuka. Pustakawan yang berada di layanan sirkulasi juga akan selalu melayani berbagai keluhan para pengunjung terkait akses koleksi dan peminjaman buku koleksi monograf terbuka. Namun untuk menangani padatnya layanan sirkulasi, Perpustakaan Nasional menyediakan mesin-mesin penelusuran OPAC Perpustakaan Nasional sehingga peminjaman dan akses buku dapat dilakukan tanpa harus menemui pustakawan di monograf terbuka. Layanan pada ruang baca ini sangat baik karena suasana yang sesuai dengan ruang baca yang seharusnya sunyi, nyaman untuk membaca atau mengerjakan tugas sehingga para pengunjung akan selalu ingin hadir ke ruang baca monograf terbuka.
- Sarana dan Prasarana Ruang Baca Monograf Terbuka
Sebuah ruang baca akan menjadi sangat nyaman bila dilengkapi dengan beberapa fasilitas yang menunjang kepuasan pengguna perpustakaan. Berdasarkan hasil observasi, menyatakan bahwa sarana dan prasarana ruang baca monograf terbuka sangat baik. Karena adanya tempat duduk dan sofa yang tersedia banyak di ruangan tersebut. Rak buku yang digunakan untuk menyusun dan menghimpun buku sangat kuat dan kokoh serta berasal dari bahan yang bagus sehingga tidak mudah berkarat. Ruangan yang sejuk karena adanya pendingin ruangan membuat kenyamanan yang begitu nikmat yang dirasakan oleh para pengunjung.
Berdasarkan pemaparan hasil observasi diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas layanan ruang baca monograf terbuka di Perpustakaan Nasional sudah sesuai dengan standar kualitas layanan perpustakaan pada UUD pasal 2 yang mencakup koleksi, layanan, kunjungan, sarana dan prasarana. Dalam menunjang kemajuan bangsa di sektor pendidikan, maka perpustakaan memiliki andil yaitu sebagai lembaga informasi dalam hal kemajuan literasi dan minat baca warga Indonesia. Dengan adanya data tentang meningkatnya tingkat kegemaran membaca warga Indonesia membuat Perpustakaan Nasional dan perpustakaan lainnya harus meningkatkan layanan ruang baca agar selalu memberikan kenyaman dan kepuasan pengunjung perpustakaan. Ruang baca monograf terbuka Perpustakaan Nasional telah memberikan pengalaman membaca yang sangat baik karena tingkat layanan, akses koleksi yang beragam dan lengkap, serta tertunjangnya ruang baca dengan fasilitas yang sangat memadai memuat penulis dan beberapa pengunjung nyaman untuk membaca dan mengerjakan tugas dalam waktu yang lama di Perpustakaan Nasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H