Lihat ke Halaman Asli

Difa Azizah

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Biografi Hassan Al-Banna

Diperbarui: 29 Juni 2024   15:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suara Muhammadiyah

Hassan Ahmad Abdul Rahman Muhammad al-Banna adalah seorang imam dan guru sekolah asal Mesir. Dia juga dikenal sebagai Syekh Hassan al-Banna. Dia lahir di Desa Mahmudiyah, Al Buhayrah, pada 14 Oktober 1906. Ia berasal dari keluarga terhormat dan taat beragama. Ayahnya bernama Syeikh Ahmad Bin Abd. Al-Rahman al-Sa'ati, dan ia seorang ahli ilmu agama. Sebagai seorang alim, ia menghabiskan waktunya untuk mengajar dan berdakwah, dan juga sebagai tukang jam, ia diberi gelar al-Sa'ati karena pekerjaannya. Sejak kecil, Al-Banna dididik dan diajari oleh ayahnya dengan sungguh-sungguh tentang fiqh, hadits, dan Al-Qur'an. Selain belajar di sekolah persiapan dan instruksi guru di Damanhur. Dia kemudian belajar di Dar al-Ulum selama empat tahun. Ia memperoleh pendidikan kerohanian dari Tarekat Hasyafiyah, yang ia ikuti sejak berusia 12 tahun.

Hasan al-Banna mulai sekolah dasar (Ibtidaiyah) ketika ia berusia dua belas tahun. Pada usia yang relatif muda, ia juga bergabung dengan jama'ah diniyyah (keagamaan), salah satunya adalah Jama'ah Suluk Akhlaqi, yang dakwahnya sangat berfokus pada meningkatkan akhlak dan mendisiplinkan anggota yang melanggar aturan. Kepribadian Hasan al-Banna dipengaruhi oleh Jama'ah Suluk Akhlaqi, yang membuatnya tetap mengikuti perintah Allah dan meninggalkan laranganNya, yang ia terapkan dalam sikap dan perilakunya. Dia menjadi sekretaris sebuah organisasi yang dipimpin oleh Ahmad Syukri, yang kemudian mendukung eksistensi Ikhwan Al-Muslimin, ketika dia berusia tiga belas tahun. Dia mengikuti para pelajar di dalam dan di luar sekolah selama Revolusi 1919. Kampanye nasional telah menghasilkan kenangan dan pengalaman yang cukup berharga dan mengesankan. hingga dia menjadi musuh di sekolah Mu'allimin, sekolah guru di Damanhur, 13 mil barat daya Desa Mahmudiyah, terus menghidupkan kenangan itu, dan dia tidak bisa hilang begitu saja. Di tengah kesibukannya sebagai da'i, al-Banna berhasil menyelesaikan pendidikannya. Pada usia 21 tahun, ia lulus dari Fakultas Darul Islam pada tahun 1927.

Gerakan Islam Al-Ikhwan al-Muslimun aktif menerapkan dan mempromosikan ajaran agama berdasarkan Qur'an dan Sunnah dalam kehidupan masyarakat. Jam'iyat Al-Ikhwan al-Muslimin adalah nama awal Al-Ikhwan al-Muslimun (IM), yang berarti "saudara-saudara Muslim", didirikan pada tahun 1928 di kota Ismailiyah, Mesir. Pendirinya adalah Hasan al-Banna, yang kemudian menjadi tokoh yang sangat dihormati dan disebut al-Mursyid al-'Am, yang berarti "Pembimbing Agung". Al-Ikhwan al-Muslimin, yang awalnya merupakan sebuah kelompok keagamaan yang sederhana, cepat berkembang. tumbuh menjadi kekuatan politik yang signifikan, terutama di Mesir. Organisasi ini bertujuan untuk menentang pemerintah negara muslim yang sekuler. Namun, al-Ikhwan al-Muslimin mengalami banyak penekanan dan pembatasan untuk beraktivitas secara terbuka setelah kelompok militer dipimpin oleh Jamal Abdul Nasser berhasil. Meskipun demikian, al-Ikhwan al-Muslimin terus berkembang dan bahkan mampu bekerja sama secara tidak resmi dengan sejumlah gerakan dan badan Islam di luar Mesir.

Konsep-Konsep Gerakan Dakwah Hassan Al-Banna

Kehadiran al-Banna dalam sejarah Mesir dipengaruhi oleh konflik sosial yang melanda Mesir pada saat itu. Dibandingkan dengan ide-ide pembaharuan sebelumnya, ia merespon situasi tersebut dengan gagasan dan tindakan yang sangat aktif. Sebagai seorang pembaharu Islam, al-Banna memiliki masalah tertentu yang menjadi ciri dari gerakannya. Akidah, dakwah, pendidikan, ekonomi, politik, dan sosial adalah bidang-bidang yang menjadi perhatian utamanya.

  • Konsep Dakwah

Secara umum, dakwah adalah mengajak orang kepada kebenaran dan kebaikan. Dengan cara ini, dakwah tidak hanya milik agama Islam, tetapi juga milik semua agama, dan ia menjadi pusat aktivitas keagamaan setiap pemeluknya. Menurut al-Banna, dakwah memiliki makna yang kompleks yang berarti alat, metode, dan tujuan. Ini terlihat dari gagasan gerakannya. dan usaha yang dilakukan untuk menerapkan ajaran Islam secara menyeluruh.

Dakwah pada abad ke-19 M

1. Pembentukan diri Muslim sejati

2. Terciptanya keluarga Islami

3. Masyarakat Islami

4. Pemerintahan Islami

  • Konsep Pendidikan
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline