Lihat ke Halaman Asli

Mimpimu dan Mimpiku

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tik.. tik .. tik..

Suara detak jarum jam terdengar jelas diantara heningnya malam. Sunyi, semua orang terlelap tidur. Terjaga, gelisah tak dapat memejamkan mata.

"Waduh gawat, udah mau jam 11 malam," berkata dalam hati. Berusaha menghitung domba hingga 100, tetap tak menolong. Mencoba untuk mencari posisi tidur yang nyaman dan berharap bisa membantu tertidur, tetap saja mata tak mau terpejam.

kutatap tembok putih yang dingin, mendadak pikiran langsung menerawang kepada kamu ... ya kamu yang kini entah ada dimana..

Kuteringat 15 tahun lalu, saat kita duduk bersama. Membicarakan semua mimpi-mimpi kita. Ya kamu dengan mimpimu dan aku dengan mimpiku.

Semester terakhir sebelum ku lulus kuliah, kamu berusaha untuk membuat mimpimu bersinggungan dengan mimpiku, namun entah kenapa ku selalu menolaknya. Marah? kamu tidak marah, malah kamu tetap setia di sisiku.

"Orang yang Aneh," begitu semua orang berkata kepadamu saat mereka tahu kalo usahamu untuk membuat mimpimu bersinggungan dengan mimpiku ditolak berkali-kali, namun lagi-lagi kamu hanya tersenyum. Ya seperti itulah kamu, tetap tersenyum walau apapun yang terjadi.

Banyak musim telah berlalu, tahun berganti. Lambat laun, kamupun mulai berani merelakan mimpimu dan mimpiku tak bertemu. rela menerima kenyataan bahwa sekarang kita menjalani mimpi kita masing-masing.

Namun, malam ini entah kenapa ku ingin kamu hadir dalam mimpiku, ya hanya dalam mimpi saja.

- 20 January 2012-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline