Lihat ke Halaman Asli

Baliho, Wajah Kota yang Dicoreng demi Masa Depan Bangsa

Diperbarui: 30 Oktober 2023   20:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Semakin mendekati masa pemilu, tentunya tidak heran jika kita menemukan berbagai perubahan untuk memeriahkan pesta demokrasi. Sayangnya, tidak semua perubahan tersebut membawa dampak positif bagi Masyarakat Indonesia. 

Salah satu hal yang patut disoroti adalah pemasangan baliho yang merusak estetika dan tata letak kota. Tidak sulit menemukan baliho yang berisi ajakan untuk memilih salah satu calon anggota legislatif. Tidak peduli di kota atau desa, di tepi jalan atau di puncak pohon, sepanjang mata memandang kita disajikan dengan berbagai baliho dari berbagai partai politik.

Penggunaan baliho sebagai media kampanye sendiri telah menjadi tradisi di Indonesia. Hal ini terbukti dari menjamurnya baliho di setiap penjuru daerah Ketika musim kampanye. Baliho dinilai lebih terjangkau dan memiliki visual yang kuat. Kelebihan tersebut tentu menarik calon anggota legislatif menggunakan baliho sebagai media kampanye. 

Di sisi lain, pemasangan baliho justru berdampak buruk pada kecantikan dan tata letak kota. Pemasangan baliho yang tidak strategis justru tidak akan memberi keuntungan bagi pemasangnya serta menimbulkan kerugian bagi Masyarakat. Daya Tarik berupa visual yang kuat terasa menganggu dan berlebihan ketika terdapat banyak baliho yang terkonsentrasi dalam satu tempat.

              Terdapat beberapa dampak buruk dari pemasangan baliho, yaitu:

  • Visual polusi

Banyaknya baliho yang terpusat pada suatu daerah dapat menimbulkan visual polusi dan mengganggu estetika lingkungan.

  • Gangguan lalu lintas

Seringkali kita jumpai baliho-baliho yang dipasang menghalangi pandangan pengendara. Hal ini meningkatkan risiko kecelakaan lalu lintas.

  • Penggunaan ruang publik yang tidak efisien

Ruang public yang sudah seharusnya bermanfaat untuk keseharian Masyarakat dalam sekejap disulap menjadi lokasi strategis pemasangan baliho. Karena hal ini, ruang public mengalami penurunan efektifitas atau bahkan kehilangan fungsi utamanya. Salah satu contohnya adalah akses pejalan kaki.

  • Kerusakan lingkungan alam

Setelah masa kampanye usai, baliho-baliho yang sebelumnya menjadi polusi visual berubah menjadi limbah. Para pemasangnya pun juga seolah lupa akan kewajiban membersihkan limbah yang mereka ciptakan sebagai alat kampanye dan melimpahkan tugas tersebut pada Satpol PP.

  • Risiko membahayakan keselamatan masyarakat

Pemasangan baliho dapat mencelakakan Masyarakat sekitar. Contohnya pada musim penghujan, baliho dapat tertiup angin dan ambruk menimpa tiang listrik atau bahkan manusia.

  • Kesan kampanye yang berlebihan

Terlalu banyak baliho yang terpajang memberikan kesan kampanye berlebihan dan tidak efisien. Visi misi yang ditawarkan calon anggota legislatif juga terkesan biasa. Ditambah visual yang terlalu kuat serta template baliho yang selalu sama menjadikan hilangnya daya tarik dari baliho itu sendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline