Baca sampai habis ya, bermanfaat loh. Bagi sebagian orang mungkin ini cerita lama, tapi bagi sebagian orang lagi ini bisa jadi cerita baru.
Jadi, kali ini saya ingin membagikan cerita tidak menyenangkan yang baru baru ini dialami oleh salah satu teman saya. Semuanya berawal dari keinginan dia memiliki sepeda motor bekas. Bermodal keinginannya itu, ia berselancar di dunia maya dan bertemulah dia dengan salah satu website atau ntah apalah itu, yang di sana tertera iklan sepeda motor, dengan harga 3,7 juta sekian, katanya ia sudah bisa mendapatkan motor Beat warna merah tahun 2010.
Mengaku berprofesi sebagai dokter
Singkat cerita, karena tergiur harga, ia menghubungi kontak yang tertera pada iklan tersebut dan terjadilah percakapan layaknya pembeli dan penjual.
Teman saya sama sekali tidak menaruh curiga, dipikirnya orang tersebut memang ingin benar benar menjual motornya. Karena diceritakan oleh penipu tersebut, ia memiliki motor itu dan jarang digunakan, sehingga ingin dijual. Oya, ia mengaku berprofesi sebagai dokter.
Dalam iklan tertera lokasi, yaitu Jakarta. Namun setelah bertukar pesan via Whatsapp, Rupanya si penipu ini mengarang cerita dengan berpura pura sudah pindah dinas ke Lampung. Sehingga pengiriman akan dilakukan dari Lampung.
Si Penipu memperkenalkan dirinya sebagai Dokter Muhammad Amin. Gaya bahasa yang sopan dan meyakinkan membuat teman saya semakin yakin jika orang tersebut bukanlah penipu.
Mengirim dokumen penting lainnya untuk meyakinkan korban
Terlebih lagi penipu tersebut mengirimkan dokumen dokumen penting seperti KTP, STNK, dan SIM miliknya. Teman saya sama sekali tidak curiga dan merasa semakin yakin jika negosiasi itu akan berjalan lancar.
Masuklah pada proses negosiasi, Harga akhir yang disepakati yaitu 3,2 juta dengan free ongkos kirim. Dan teman saya harus membayar DP yaitu 1 juta jika motornya ingin dikirim pada hari itu juga. Dikirimlah DP itu ke nomor rekening Bank Danamon 003609748383 a.n Muhamad Amin.
Jadi Dear Kompasianer, hati hati ya, penipu ini awal mulanya akan mengambil rasa percaya kita pada mereka, setelah percaya barulah kita mengikuti alur permainan mereka.