Lihat ke Halaman Asli

Dieny Rahmi

Content Writer

Aku, Ibu Kota, dan Kerja Pertamaku

Diperbarui: 1 Februari 2018   10:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi - Pemandangan dari Jendela Kantor

Sebelumnya, aku fikir menjadi sarjana adalah segalanya, but that was absolutely wrong! Menjadi sarjana adalah bahasa lain dari 'welcome to another world'. Sebuah dunia lain, dunia baru yang akan dengan senang hati memberimu kebahagiaan, rasa pedih dan semua rasa yang sebelumnya belum pernah dirasakan.

Ngomong ngomong soal pekerjaan pertama, sebenarnya pekerjaan paling pertamaku adalah ketika duduk di bangku SMA, karena kecintaanku pada menulis, aku ikut bergabung dengan tim jurnalistik sekolah di sebuah surat kabar di kotaku.

Sebuah kota di Provinsi Jawa Barat. Disana aku memiliki banyak teman baru dari sekolah lain,pengalaman liputan yang mengesankan, dan kesempatan untuk menerbitkan tulisanku, dapat honor pula, tidak ada kata lain selain menyenangkan.

Dan inilah pekerjaan pertamaku saat ini. Setelah menjadi seorang sarjana Ilmu Komunikasi, mengirim lamaran kesana kemari belajar sendiri melelahkan otak dan hati, akhirnya doa dan usahaku dikabulkan-Nya.

Teman teman bilang aku beruntung, ada juga yang memberi selamat. Orang tuaku bangga. Tempat kerjaku saat ini bisa dibilang sebagai 'Top Ten' perusahaan yang diidamkan menjadi tempat kerja oleh Sarjana Komunikasi.

Akupun sangat bersyukur. Kini kamar kos dengan wifi kencang ditengah Ibu Kota menjadi tempat tinggalku. Bisa dihitung, sejak lahir hingga sebelum bekerja disini, baru kurang lebih 3 kali aku mendatangi Kota ini, itupun hanya untuk berlibur ke tempat bermain dengan banyak wahana itu. Tak ada sedikitpun niat dan minat dipikiranku untuk bekerja di Kota Jakarta ini, rupanya karena aku amat mencintai Kota dimana aku menuntut ilmu S1-ku.

Dan sekarang, 'here I'am', ditengah padatnya Kota Jakarta bekerja di Perusahaan Media impian banyak sarjana. Mulai menikmati situasi yang ada. Hari pertamaku masuk kerja kurang lebih satu minggu yang lalu, diawali dengan berkeliling ruangan dan bersalaman dengan orang orang yang sedang sibuk dibalik komputernya. Mengucap namaku berulang ulang dengan senyuman yang berulang, cukup menyenangkan.

Tidak ada yang salah dengan pekerjaan pertama ini. Dan tidak jauh berbeda dengan mimpiku selama ini. Bekerja dibalik meja dalam dunia Jurnalistik, menikmati setiap tulisan yang ada, menarikan jemari diatas keyboard beralas meja. Hari pertama, kakak kakak baik hati membantu dan memperkenalkanku pada pekerjaan yang harus dilakukan. Lambat laun aku belajar, dan sekarangpun masih belajar.

Yang masih baru bagiku adalah lingkungan kerja, orang orang yang ada disana, perbincangan yang terdengar ditelinga, tidak adanya orang berlogat sunda selain mamang siomay dikantin sana, serta sarapan yang selalu ku lewati.

Kedua orangtuaku bekerja di Rumah Sakit, begitupun dengan Kakak Perempuanku. Aku menyaksikan padatnya aktivitas mereka, Seragam yang berganti setiap harinya, dan lelah sesaat setelah jam pulang kerja. Disini? Aku bisa memakai baju favoritku setiap hari, menikmati setiap tulisan dipagi hari, dan membiarkan jemari menari diatas keyboard sembari menanti pulangnya mentari.

Disini, aku melakukan apa yang aku sukai! Beruntungnya aku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline