Lihat ke Halaman Asli

Semua Karena Kata "Kemarin" (Kolosal Pelaminan)

Diperbarui: 24 Juni 2015   16:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

SEMUA KARENA KATA "KEMARIN"

bisa jadi lantaran saking rajinnya kita mengubah warna pula tatanan rambut, maka selalunya menyebut segala sesuatu kenangan dengan kata "kemarin". semisal kita merasa; baru kemarin ber-ijab-qobul; baru kemarin kusaksikan engkau mengeluh aduh yang berbuntut erang nikmat saat sepekan kita habiskan waktu di kamar losmen pinggiran kota, hanya demi kekhusukan berbulan madu; atau baru kemarin mengajari anak-anak kita alif-ba-ta dan ini-bapak-budi.

14 tahun. hey! ternyata itu sudah lama. warna seragam anak-anak kita saja sudah berubah, dari merah-putih menjadi biru-putih. semoga saja, kata "kemarin" bisa membawa kita pada senja yang benar-benar menua, masa di mana kita sudah merasa malu lagi untuk mengubah warna pula tatanan rambut, masa di mana kita bacakan dongeng untuk cucu-cucu yang lucu, atau masa di mana kita mengubah seluruh gerakan dansa-dansi menjadi gerakan sujud pada-Nya.

untuk yang kesekian kalinya, izinkan hari ini aku katakan lagi, "i love you"

ttd

Ayah




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline