Lihat ke Halaman Asli

Rumah Kaca

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bila malam sudah tak lagi besajak, bila rembulan enggan melahirkan kata Lalu angin merampas kepingan puisi yang ditimang kunang-kunang : menyedihkan Seperti kesedihan langit yang digelayuti awan mendung tak berkesudahan hingga musim berganti Lantas di mana, harus mencari kepingan asa? jawabanmu memelas : entahlah Hai, kau yang bersedih masuklah kesini ke rumah beratap dan berdinding kaca, yang baru saja kubangun Tempat, dimana kita bisa menunggu cerahnya langit sambil bercerita tentang keagungan Tuhan _______________________________________________________________ Dien Makmur, Jakarta  – 2011

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline