Hanya mengingat Allah SWT, hati akan menjadi tenang.
Inilah konsep dasar yang harus kita yakini, karena manusia pada umumnya terdiri dari tiga bagian, yakni raga (fisik), akal pikiran, serta jiwa (ruhani). Ketiganya membutuhkan asupan makanan, dan hanya tunduk akan ketentuan Allah SWT-lah yang bisa mencukupi gizi untuk ketiganya. Andai saja salah satu saja tidak terkoneksi dengan Allah, maka keseimbangan tidak akan kita dapat. Maka Allah sudah memberikan syariat agar ketiga bagian tersebut menyatu dan selaras.
Bagaimana caranya?
Koneksikan raga, yakni mata untuk melihat, lisan untuk berucap, teliga untuk mendengar semua itu ialah milik Allah SWT.
Untuk koneksi pikiran dengan Allah, kita selaraskan dengan berpikir positif dan bersih dari prasangka buruk terhadap Allah.
Untuk koneksi jiwa dengan Allah SWT, yakni rasa bangga dan bahagianya kita dengan menganal Allah SWT, melalui sifat-sifat-Nya dalam asmaul husna, mampu merasakan kehadiran Allah dimanapun kita berada, merasa tenang apabila kita menjalankan perintah-Nya dan gelisah ketika kita sekecil apapun melakukan maksiat.
Pernah disuatu saat diperjalanan saya mendaki, waktu itu perjalanan mendaki dimulai sekitar jam 2 siang dan sampai ke pucak sudah masuk waktu isya.
Sungguh keindahan yang sangat memanjakan mata bagi para pendaki. Andai waktu itu apa yang dilihat sekedar memanjakan mata saja, tanpa dibarengi tasbih akan kebesaran Allah yang menciptakan-Nya, mungkin akan menjadi kenikmatan yang semu saja dalam arti tidak menambah berat nilai pahala atas dosa-dosa yang telah kita perbuat.
Nah, lanjut karena waktu sudah masuk shalat isya maka segeralah saya melaksanakan shalat dengan beralaskan matras di samping tenda. Sungguh sangat beda sekali perasaan dari sebelum saya kerjakan, perasaan bahagia dan ketenangan betul-betul hadir masya Allah.
Surah Ar-rad (28)
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.