Lihat ke Halaman Asli

Dien Mahdi

Sampit - Kalimantan Tengah

Berlayar Satu Hari Satu Malam di KM Kelimutu Tujuan Sampit Surabaya

Diperbarui: 18 September 2020   15:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

"(Perjalanan dilakukan sebelum adanya pandemi)"

Jika ada yang bilang hidup ibarat berlayar di samudera luas, saya setuju. Sebab didepan apa yang akan dihadapi belum diketahui. Apakah itu ributnya angin atau ombak yang besar. Mungkin juga sebaliknya, hembusan angin sepai-sepoi atau liukan ombak yang menenangkan. Dari semua kemungkinan yang ada perasaan lega terasa jika bisa melaluinya.

Berawal dari telepon ponakan saya, biasa saya sapa Bro Asfi (gaul dikit,haha), keinginan untuk kuliah di Pulau Jawa dan kebetulan saya juga ada jatah cuti kerja satu minggu yang maunya waktu luang kali ini mendapatkan kembali hal baru yang belum pernah saya dapatkan.

Sembari berpikir mode transpotasi apa yang akan kami tempuh untuk menyebrang pulau, saya menghitung-hitung kembali budget yang pas buat dompet untuk perjalanan kali ini. Maklum saja, kami bukanlah orang berada. Saya hanyalah karyawan biasa dan ponakan saya juga dari anak seorang petani di salah satu Desa di Kalimantan.

Mode transportasi Kalimantan ke Jawa untuk saat ini ada dua pilihan, pertama lewat udara dan yang kedua lewat air atau Kapal Laut. Tentu saja kami memilih yang opsi kedua. Alasanya pasti dong ngirit..., perbandingannya jika saya naik satu kali via udara biayanya bisa buat saya pulang pergi naik kapal laut plus bisa buat jajan dong (haha). Alasan selanjutnya saya memilih via laut, sesuai dengan tujuan awal saya yakni hal baru yang diinginkan (belum pernah naik Kapal Laut). 

Mohon maaf, bukan artian mampu naik Pesawat ya ceritanya, jadi selama ini jika saya bepergian ke Pulau Jawa menggunakan pesawat, itu bukan biaya dari kantong saya ya kawan-kawan, melainkan perjalanan dinas dari kantor tempat saya bekerja. Perlu diketahui... (hehe)

Pilihan sudah kami sepakati, maka berangkatlah kami ke kantor perwakilan PT.Pelni untuk mengetahui jadwal keberangkatan Kapal. Waktu itu jadwal kapal yang berangkat adalah kapal KM.Kelimutu dengan tujuan Sampit - Surabaya. Biaya tiket sekitar Rp. 120.000 - Rp.650.000 tergantung kelas. 

Kami ambil kelas ekonomi, selain hemat juga bisa banyak ketemu orang-orang baru nantinya. Kenapa tujuan kami Surabaya? Itu karena ponakan saya yang mau kuliah ini, kuliahnya di Kota Malang. Jadi pelabuhan terdekat ialah Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.

Perlu diketahui kawan-kawan, kapasitas KM.Kelimutu ini 1.000 penumpang, namun saat kami berangkat kapasitasnya dikurangi karena adanya renovasi pada ruangan penumpang. 

Hari masih pagi sekitar jam sembilan kami dipersilahkan untuk memasuki kapal. Sembari masuk ke dalam kapal dan berdesakan saat  dipintu masuk, ada beberapa porter juga yang menawarkan jasanya untuk angkut barang bawaan penumpang. Kebetulan bawaan kami hanyalah tas yang isinya pakaian, jadi tidaklah perlu menggunakan jasa porter. 

Selanjutnya kami penumpang diarahkan oleh petugas menuju lantai atas, entah berapa tangga yang sudah kami naiki, hingga kami memasuki ruangan yang disana sudah ada beberapa penumpang lain. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline