Hobi merawat dan memelihara ikan hias banyak bermunculan di masa pandemi Covid-19 ini. Jika beberapa waktu lalu ikan cupang kembali naik daun, kini ada primadona baru bagi para penghobi ikan hias, yakni ikan gabus atau ikan channa. Istilah Channa mengacu pada nama ilmiah family Channanidae.
Sama seperti ikan cupang, ikan ini merupakan ikan yang bersifat teritorial dan menyerang sesama jenis yang masuk ke wilayahnya sehingga ikan ini dipelihara secara individu dalam satu akuarium.
Dirangkum dari berbagai sumber, Senin (26/11/2021), ikan ini juga dikenal sebagai snakehead lantaran bentuk kepalanya yang menyerupai ular. Jika biasanya ikan gabus sebagai ikan konsumsi.
Namun ikan gabus ini dijadikan sebagai penghias akuarium. Memiliki corak yang cantik dan bervariasi menjadikan ikan ini sangat digemari dan diburu oleh para penghobi serta kolektor ikan hias di Indonesia.
Namun, di beberapa negara selain Indonesia ikan ini dilarang dipelihara karena merupakan salah satu ikan invasif. Ikan invasif adalah ikan yang berasal dari luar yang dapat mengancam kelestarian ikan-ikan lokal.
Penyebaran
Ikan ini tersebar menyebar luas mulai dari Pakistan di barat, Nepal bagian selatan, kebanyakan wilayah di India, Bangladesh, Sri Lanka, Tiongkok bagian selatan, dan sebagian besar wilayah di Asia Tenggara termasuk Indonesia.
Mudah dirawat
Menurut pengalaman yang saya alami, perawatan ikan ini terbilang sangat mudah. Ikan Channa ini tidak memerlukan aerator untuk menghasilkan oksigen maupun sistem filtrasi yang lengkap, hanya cukup menggunakan air dengan ph yang terkondisi dengan baik serta diberi substrat di dasar akuarium berupa pasir malang, pasir silika atau bebatuan sebagai pendukung.
Karena ikan ini adalah termasuk golongan ikan predator, para penghobi biasa memberi pakan ikan ini berupa ikan-ikan kecil, serangga, katak, udang segar yang dikupas, maupun udang kering.
Jenis ikan channa