Seperti pada pembahasan bagian satu (1) perihal tren digital marketing 2019, konten-konten kreatif yang bersifat soft selling dengan pola sebaran yang masif akan menjadi tren terhadap dunia pemasaran digital di Indonesia. Tentu saja, menjadi pekerjaan rumah besar bagi seorang marketer untuk dapat memproduksi konten marketing yang 'halus namun menggigit', secara tepat menentukan digital platform yang menjadi medium untuk placement, hingga pada upaya call to action yang efektif.
Lalu seperti apa tema konten dan pola pemasaran digital yang tepat serta efektif?
Berbicara perihal konten, tentunya tidak dapat dipisahkan dari sejumlah komponen seperti brand identity, key visual, key copy, hingga ketepatan teknik storytelling dalam merepresentasikan product knowledge. Dan, akan jauh lebih efektif dan berpotensi viral jika pengaplikasiaan strategi digital marketing menggunakan pillar content yang gradual dan tertata rapi dalam timeline yang komprehensif.
Di 2019, konten-konten marketing yang efektif dan berpotensi viral akan tercipta jika para marketer melalui tim produksinya mengambil salah satu opsi seperti mengangkat tema lawas yang di-retouch dengan gaya-gaya kekinian. Dengan dibalut gimmick yang konyol atau lucu menggelitik, tentu saja upaya ini bakal mampu mengambil banyak atensi audiences.
Mengapa? Ini karena dalam beberapa waktu terkahir banyak audiences merasa jenuh dengan konten-konten marketing yang relatif hard selling dan monoton. Ditambah, hingar bingar kontestasi iklim politik 2019 Indonesia yang akan dihiasi banyak materi kampanye yang sudah kita tahu banyak menjanjikan pepesan kosong.
Untuk itu, para marketer melalui tim kreatifnya harus mampu membangun cerita (storyline) dan benang merah antara corporate branding, product knowledge dan targeted market.
Sementara jika membahas ikhwal penentuan digital platform yang efektif dalam rangka publisitas suatu produk, rasanya penggunaan search engine (google) dengan memanfaatkan fitur-fitur berbayar akan menjadi salah satu marketing channel yang harus dilakukan.
Tak cuma itu, seorang marketer pun juga sudah harus menyadari pentingnya penggunaan media sosial, baik berskema organik, berbayar hingga otomasi (bot) dalam rangka menyiasati tren digital marketing 2019. Bahkan jika perlu, upaya publikasi yang dilakukan turut menggunakan banyak akun pendukung. Ini dilakukan sebagai bentuk subtitusi lantaran konten yang diproduksi bersifat soft selling sehingga mampu menutup kesejangan dari kelebihan promosi hard selling.
Yang terakhir, tentu saja para marketeer juga harus siap menjawab sekaligus mengarahkan calon pembeli (prospek) tatkala mereka mulai merespon publikasi yang dilakukan. Tujuannya, tentu saja berorientasi pada penjualan produk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H