Wakil Menteri Transmigrasi, Viva Yoga Mauladi, menyampaikan, Presiden Prabowo ingin Kementerian Transmigrasi bukan hanya mengurus soal perpindahan penduduk. Tapi juga diharapkan bisa menjadi penjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan persebaran penduduk yang merata dan berdaya.
Menurut Wakil Ketua Umum DPP PAN, hadirnya Kementerian Transmigrasi secara mandiri, diharapkan bisa berkontribusi dalam pengentasan kemiskinan dan mewujudkan swasembada pangan.
Mantan Wakil Ketua Komisi IV DPR RI ini juga mengungkapkan, saya sebagai Wakil Menteri bertugas dan bertanggung jawab untuk membantu Pak Menteri.
Jadi kami ini soulmate. Tugas saya membantu Pak Menteri. Fokusnya adalah agar Kementerian Transmigrasi ini dapat bekerja dengan baik, dengan efisien, efektif, dengan clean dalam rangka untuk menurunkan visi presiden menjaga persatuan, membangun kedaulatan, kemandirian, kemudian kepribadian, melalui program gotong-royong.
Perbedaan Kementerian Transmigrasi Dulu dan Sekarang
Aktivis Korp Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) membeberkan, Kementerian Transmigrasi yang sekarang ini dengan paradigma yang baru.
Kalau paradigma yang lama itu, pusat sebagai steering and operating, sedangkan paradigma yang baru sekarang pusat sebagai fasilitator. Dulu sentralistik, sekarang desentralistik. Dulu top down, sekarang bottom up.
Pria kelahiran Kota Lamongan Jawa Timur ini menambahkan, dulu orientasi jumlah penduduk yang dipindahkan, sekarang orientasi peningkatan kesejahteraan di kawasan transmigrasi.
Jadi kalau dulu eksklusif, sekarang inklusif. Dulu sektoral, sekarang kolaboratif bekerja sama dengan seluruh kementerian dimana programnya ada di kawasan transmigrasi.
Kalau dulu prioritas pembangunan kawasan baru, sekarang pemberdayaan kawasan. Dulu merusak hutan dan lingkungan, sekarang pembangunan berkelanjutan.