Lihat ke Halaman Asli

Tuan! Jakarta Bukan Lapak Dagang Janji Politik

Diperbarui: 3 April 2018   10:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

matamatapolitik.com

"Vote for the man who promises least; he'll be the least disappointingBernard Baruch (American Businessman)

Janji, itulah yang Tuan jual. Harapan, asa, komitmen, untuk menjadikan DKI Jakarta sebuah kota yang lebih baik. Bagai seorang sales yang ulung, 6 juta jiwa atau 58% penduduk ibukota mau membeli janji Tuan. Sekarang, janji yang telah dibeli, Tuan kerjakan satu persatu, meski banyak yang kontroversial dan menuai protes. Tuan laksanakan, karena sebagai seorang sales yang profesional tentunya harus memiliki after sales service yang mumpuni. Akan tetapi, kasak kusuk terdengar, isu beredar, bahwa Tuan akan meninggalkan 6 juta pembeli ini demi ambisi menjual janji ke target pasar yang lebih besar. Target pasar 261 juta jiwa.

Ambisi Tuan sebenarnya mulai terlihat saat menjadi Menteri Pendidikan dulu. Di saat Tuan mendapat arahan agar mengikuti sidang kabinet paripurna di Jakarta, Tuan malah melenggang ke Sulawesi Selatan. Komentar Tuan saat itu hanyalah senyuman (merdeka.com). Tak ayal lagi, Tuan akhirnya diberhentikan dan mulailah ambisi menjadi Nomor 1 DKI. Hingga akhirnya kelompok yang dulunya menjadi lawan pun dirangkul demi tujuan itu (Kompas.com).

Kini, telah tercapai ambisi Tuan menjadi Gubernur DKI. Akan tetapi, lapak dagang yang lebih besar akan dilaksanakan setahun lagi. Berbagai survei, berbagai dukungan, persenan elektabilitas amat menguntungkan nama Tuan. Seperti survei IndoBarometer pada Desember 2017 yang menyebutkan nama Tuan dipilih 12.1 % responden. 

Survei Median pada Februari 2018 yang mengatakan elektabilitas Tuan naik 0.1 % sehingga menjadi 4.5 %. Polltracking pada 27 Januari -- 3 Februari sebagai cawapres Jokowi dengan perolehan dukungan 12.4 %. Tuan juga digadang-gadangkan akan digandeng Ketum Partai Gerindra sebagai cawapres 2019 (Tempo.co). Bahkan, pasangan Tuan di Pemprov DKI mengindikasikan siap menggantikan dan mendorong Tuan maju ke pentas Pilpres 2019 (Kompas.com). 

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang merupakan partai koalisi Gerindra juga mengungkapkan bahwa PKS menghargai jika Partai Gerindra mengusulkan Gubernur DKI dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo sebagai cawapres dan siap bermusawarah untuk mencapai keputusan dukungan terhadap nama Tuan dan Jenderal Gatot (Kompas.com).

Tidak perlu diragukan lagi, nama Tuan makin terkenal. Tuan berpeluang besar untuk memasuki lapak yang lebih besar. Tapi, ketika ditanya mengenai kepastian maju atau tidaknya Tuan, selalu Tuan jawab hanya dengan senyuman dan ucapan "Jakarta dulu". 

Semoga Tuan tetap memegang teguh ucapan tersebut. Semoga Tuan tetap menjaga janji kepada 6 juta rakyat ibukota. Masih banyak janji yang belum dijalankan atau menuai kontroversi. Lihat saja pembukaan monas untuk kegiatan umum yang semestinya steril dari kegiatan yang jumlah massanya banyak; jumlah anggota TGUPP yang fantastis dan tidak terlihat kinerjanya; penataan Tanah Abang yang masih bersengketa dengan Ombudsman; pencabutan larangan motor di Thamrin yang notabenenya termasuk jalur untuk tamu penting negara; Rumah DP 0 Rupiah yang ternyata rumah lapis (susun); penolakan OK OTRIP oleh sopir angkot; pengoperasian kembali becak; dan lain-lain. Apakah Tuan akan melanjutkan after sales servicenya? Ataukah Tuan tergiur dengan elektabilitas dan berambisi untuk hal yang lebih besar? Hanya Tuan yang tahu jawabannya dibalik senyum dan ucapan "jakarta" dulu.  




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline