Lihat ke Halaman Asli

Diea DwiPratiwi

Universitas Brawijaya

Strategi Impregnasi Biochar Bagasse untuk Meningkatkan Ketahanan Pupuk Fosfat

Diperbarui: 20 Juni 2024   20:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

Salah satu unsur penting pada fase pertumbuhan tanaman adalah P. P merupakan unsur esensial makro yang berperan penting terhadap proses fisiologis tanaman, termasuk pembentukan energi, metabolisme, pertumbuhan akar, sekaligus proses fotosintesis. Peran unsur P terhadap tanaman sangat banyak sehingga ketersediaannya harus diperhatikan. Salah satu caranya melalui pemupukan menggunakan pupuk anorganik yang mengandung fosfat untuk menyumbang ketersediaan P di  tanah bagi tanaman. Namun, kenyataannya pemupukan fosfat tidak terlalu efektif karena faktor pencucian. Unsur P cenderung mudah larut ketika terjadi pencucian tanah akibat curah hujan atau faktor lainnya. Hal ini menyebabkan ketersediaan fosfat untuk tanaman menurun. Dengan demikian, diperlukan strategi untuk mempertahankan unsur fosfat bagi tanaman pada jangka waktu tertentu. 

Salah satu strategi yang dapat diterapkan yaitu proses impregnasi menggunakan biochar bagasse. Proses impregnasi merupakan upaya pengkayaan bahan carrier dengan suatu unsur, seperti fosfat. Pada proses impregnasi,  biochar bagasse akan mengadsorpsi unsur P dari sumber fosfat. Biochar bagasse didapatkan dari limbah industri gula berupa ampas tebu yang diolah menjadi bentuk arang melalui proses pirolisis. Proses pengarbonan minim oksigen ini akan meningkatkan mutu limbah menjadi menjadi agen carrier yang memiliki kemampuan adsorpsi. Sehingga pemanfaatan bagasse tebu menjadi biochar sebagai bahan adsorben akan membantu mengatasi permasalahan limbah pertanian

Pada proses impregnasi penggunaan sumber fosfat berasal dari pupuk konvensional yang dijual di pasaran, seperti SP-36, DAP, dan MAP. Biochar bagasse memiliki karakteristik permukaan dengan porositas dan pori yang komplek sehingga berpotensi besar dapat menyerap dan mempertahankan senyawa fosfat. Harapannya dengan pengaplikasian biochar pada pupuk akan meningkatkan ketahanan pupuk dan menyediakan unsur nutrisi bagi tanaman pada jangka waktu tertentu. Hal ini akan mengefektifkan proses pemupukan dan mengurangi penggunaan pupuk anorganik sehingga dapat mengurangi resiko pencemaran.

Proses impregnasi akan menghasilkan pupuk fosfat berbasis biochar bagasse. Dalam proses impregnasi terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan, seperti jenis sumber fosfat yang digunakan. Sumber fosfat berasal dari pupuk yang mengandung kadar P2O5 tinggi, dimana setiap jenis pupuk memiliki konsentrasi P dan unsur lain yang berbeda- beda, dimana kandungan senyawa dari pupuk ini dapat mempengaruhi mutu hasil impregnasi. Selain itu, konsentrasi dari sumber fosfat akan mempengaruhi proses penyerapan pada agen carrier, dimana semakin tinggi konsentrasi fosfat, maka penyerapan fosfat dalam biochar akan semakin tinggi yang ditandai dengan tingginya nilai retensi. Dengan demikian, sebelum melakukan proses impregnasi, perlu mengetahui informasi terkait jenis dan rasio konsentrasi sumber fosfat agar menghasilkan pupuk yang berkualitas dan dapat mendukung pertumbuhan tanaman. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline