Semesta diam. Tak bicara untuk sekedar simpati pada diamku.
Sang waktu acuh. Tak berhenti sejenak untuk sekedar menyapa heningku.
Mata ini nanar menunggu esok, esok, dan esok.
Tak tahu harus berbuat apa.
Dan dunia terus berputar.
Orang-orang terus berjalan, pejabat-pejabat terus berbohong.
Tanya-tanya terus bertanya.
Cibir-cibir terus mencibir.
Seonggok kertas ikut mencibir,
Katanya, namanya ijazah.
Tapi, angin berhenti bergerak.
Seperti aku, yang berhenti bergerak.
Nganggur-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H