Lihat ke Halaman Asli

Didy Margiriwanto

Menikmati hidup

Tersangka

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Baru-baru ini di tempatku tinggal sempat ramai karena tersangka maling motor tertangkap warga. Mengapa disebut tersangka? Karena memang belum terbukti orang tersebut pelaku pencuriannya, hanya karena ketika ditangkap dia ada di lokasi kejadian dan ketika digeledah tanpa ada identitas satupun yang menerangkan jatidirinya. Serta keterangan yang dia berikan tidak jelas dan berbelit-belit ketika ditanya oleh warga dan pihak keamanan. Karena hal itulah warga menjadi geram pada sang tersangka tersebut. Emosi makin meninggi, apalagi di tempatku tinggal ini beberapa kali terjadi curanmor. Emosi warga kian meninggi dan sulit dibendung, maka terjadilah seperti layaknya maling kelas teri yang tertangkap. Pukulan demi pukulan dari warga mendarat di wajah, dan anggota tubuh lainnya. Tak cuma itu, tendanganpun mendarat di tubuhnya dan tak cuma satu atau dua tendangan. Berkali-kali dan bergantian, tiap orang yang datang dan mendekat langsung menyumbangkan bogem mentahnya. Tak ayal lagi wajah sang tersangka ini babak belur tak karuan. Polisipun belum datang juga walau sudah dihubungi sejak beberapa jam sebelumnya. Sehingga pesta bogem mentah yang disebut ‘sarapan’ pagi oleh warga ini terus berlangsung. Hinga akhirnya pesta itu harus berakhir dan ‘sarapan’ pun usai ketika polisi datang dan membawa sang tersangka ke kantor polisi terdekat. Masih terpampang jelas bentuk wajah sang pelaku yang berubah drastis dari wajah aslinya, babak belur !!

Namun ketika kita saksikan di layar kaca televisi kita, para pejabat yang keluar dari kantor KPK dengan rompi oranye yang menandakan dia (bukan beliau) tersangka kasus korupsi, masih sempat mengumbar senyum sumringah, menyapa para pewarta, memberikan sambutan, bahkan minta didoakan. Sungguh jauh berbeda dengan sang tersangka sebelumnya. Walaupun pada dasarnya mereka menyandang status yang sama, tersangka !!. Apakah para tersangka koruptor ini tak punya perasaan malu atau takut?. Seperti yang tak bersalah saja. Memang ada azas praduga tak bersalah, namun rakyat rasanya sudah terlanjur kecewa dengan tingkah polah koruptor ini. Yang bermanis muka namun berhati busuk.

Seandainya para tersangka korupsi ini diperlakukan seperti halnya sang tersangka pertama, tak dapat dibayangkan bagaimana wujud raut wajah mereka itu. Karena berapa banyak rakyat yang marah karena kasus korupsi di negeri kita ini. Cobalah bayangkan hai para koruptor (dan yang berniat korupsi), apakah perlu kalian dibuat babak belur dulu oleh rakyat? Sepertinya makin diberantas makin merajalela. Makin galak penegak hukumnya makin cerdik korupsinya. Jangan tunggu rakyat marah, waspadalah, waspadalah !!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline