Angin berhembus cukup kencang sore itu. Awan cukup mendung tampak terlihat di kejauhan. Namun hal tersebut tidak menyurutkan aku dan teman-teman untuk melintasi jembatan yang menghubungkan dua kawasan, dan berpose di atasnya.
Jembatan tersebut menghubungkan antara Desa Rumah Tiga (Poka) dengan Desa Hative Kecil (Galala). Jembatan Merah Putih, namanya, diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia langsung, pak Joko Widodo pada awal April 2016.
Memiliki panjang 1,140 meter, jembatan ini segera saja menjadi salah satu icon atau landmark kota Ambon, yang juga berjuluk Kota Musik atau City of Music.
Ketika jembatan tersebut belum ada, menurut kawan-kawan dari Ambon, mereka harus menyebrang dengan kapal, atau mengambil jalan memutar apabila menuju atau dari Poka dan Galala, termasuk ketika ke Bandara Pattimura atau sebaliknya. Jarak tempuh pun semakin lama, yaitu sekitar 2 jam.
Dengan adanya jembatan ini jarak tempuh ke dan dari bandara semakin singkat, sehingga hanya membutuhkan sekitar setengah jam saja. Kendaraan umum tidak diperbolehkan melewati jembatan ini, atau kalau pun melewati tidak boleh mengambil penumpang.
Pada saat kami berada di Ambon, kami masih diperbolehkan untuk berhenti di atas jembatan untuk berfoto, namun biasanya terutama saat ini sudah tidak diperbolehkan lagi. Kecuali ada ijin khususnya. Sayang sekali, padahal tempat ini bisa menjadi salah satu tempat wisata andalan.
Dari atas jembatan ini kami bisa menikmati pemandangan Teluk Ambon yang indah. Meskipun langit agak sedikit mendung tapi tidak mengurangi keindahannya. Kami cukup lama berada di atas jembatan menikmati keindahan kota Ambon dan Teluk Ambon, serta segarnya angin laut dan darat sekaligus. Sungguh indahnya hidup....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H