Lihat ke Halaman Asli

Wisata Candi ke Candi atau Gerbang Bajang Ratu

Diperbarui: 9 Januari 2018   02:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok pribadi

Ada banyak tempat atau bangunan yang merupakan peninggalan dari Kerajaan Majapahit. Salah satunya yaitu Gapura Bajang Ratu atau Candi Bajang Ratu. 

Bangunan yang memiliki tinggi sampai dengan 16,1 m, dan panjang 6,74 m, serta menghadap ke barat dan timur ini berlokasi di Dukuh Kraton, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. 

Untuk mencapai lokasi ini kita bisa menggunakan kendaraan pribadi atau sewa, karena tidak ada kendaraan umum yang mencapai tempat ini. Lokasinya masih berada dalam kawasan situs kerajaan Majapahit Trowulan.

"Bajang" berarti kerdil, dikaitkan dengan raja Majapahit bernama Jayanegara, yang ketika masih kecil sudah dinobatkan sebagai Raja, atau disebut Ratu Bajang atau Bajangratu. Diperkirakan Candi Bajang Ratu pun dibangun untuk menghormati Raja Jayanegara. 

Perkiraan ini dinyatakan dengan melihat pada relief Sri Tanjung di bagian kaki gapura yang menggambarkan 'peruwatan' (upacara khusus pada seseorang atau sesuatu agar tidak mendapatkan bencana atau mendatangkan bencana bagi sekitarnya).

Pendapat lain menyatakan bahwa Candi Bajang Ratu merupakan salah satu gapura atau pintu gerbang dari kerajaan Majapahit, karena itu sering disebut juga dengan Gapura Bajang Ratu. Sebutan ini muncul karena bentuknya yang memanjang ke atas dengan tangga ditengahnya, seperti bentuk gapura.

dok pribadi

Berdasarkan perkiraan para peneliti candi, Candi Bajang Ratu diperkirakan dibangun pada abad ke-13 atau 14. Karena Raja Jayanegara wafat pada tahun 1328 M. Bangunan candi dibuat dari bata merah kecuali bagian anak tangga dan bagian dalam candi. Di bagian sisi anak tangga, terdapat hiasan singa, dan binatang bertelinga Panjang. 

Pada dinding kiri dan kanan yang mengapit pintu terdapat relief Ramayana. Terdapat bekas kusen, sehingga kemungkinan ada pada jaman dahulu ada daun pintu.

Atap candi berbentuk meru yang melambangkan mahameru atau semeru, gunung suci tempat bersemayamnya dewa-dewi dalam kepercayaan Hindu. Jadi dapat dikatakan bahwa candi ini merupakan candi Hindu. 

Bentuk atap yang berlapis-lapis, dihiasi dengan ukiran pola limas dan tanaman di setiap lapisannya. Di bagian tengah di lapis ketiga bahkan terdapat relief matahari, yang konon merupakan simbol kerajaan Majapahit.

dok pribadi

Candi Bajang Ratu sudah mengalami pemugaran beberapa kali, sayangnya tidak tercatat dengan baik kapan saja pemugaran tersebut. Dan sampai sekarang candi ini masih menjadi tempat penelitian, dan wisata tentunya, terutama bagi masyarakat yang ingin mengetahui salah satu peninggalan bersejarah kerajaan Majapahit. 
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline