Lihat ke Halaman Asli

Lakon Wanodya

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sebab hadirmu, sajak ini ada

.

Padamu teman,

Pada laraku tak bertuan,

.

Kau sebut aku perempuan batu

Yang menggeru laksa macan kalap tak kenal lelap

Tegak membisu meski mereka mengumpatku seluruh

Sebab hujatan tak lagi membuatku gegap meratap

.

.

Kau bilang aku bukan lagi perempuan mawar

Yang merahnya darah,

Mengingatkanmu pada rona tembaga

Meski sungguh duriku meliar sangar

Menghujam kulit menoreh perih yang membuncah

Meranggas raga hingga nyaris binasa

….

Lalu lusa,

.

Kau ingin aku jadi perempuan suci

Yang putihnya murni,

Meretas khayalmu akan pigmen susu dari air surga

Dan, adakah yang lebih berarti?

Dari segala peri,

Tentang semua kisah, yang berakhir di ujung dermaga

.

Dan padamu teman,

Pada gundahku di sudut penantian

.

(Merajut kelamnya malam Malang, March 6th 2009)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline