Hidup di kampung ternyata menyimpan banyak kenangan yang tak terlupakan hingga kapan pun. Dari kebersamaan bersama teman-teman, makanan unik yang murah meriahnya, hingga permainan-permainan yang tidak akan ditemukan lagi saat ini.
Pada hari biasa, ibu saya biasanya menjual nasi lengko untuk dijual kepada anak-anak SD, karena rumah saya berdekatan dengan sekolah. Tetapi pada bulan puasa warung nasi tutup, tetapi ibu biasanya ada nasi lebihan sahur dan anak-anak SD tidak tahan untuk berbuka puasa. Ini bisa dimaklumi karena masih anak-anak.
Anak-anak sekolah tersebut ada yang sembunyi-sembunyi makan nasinya ada pula yang terang-terangan karena masih anak-anak dan belum mengerti untuk apa mereka harus berlapar-lapar berpuasa. Tapi tidak sedikit teman-temannya yang mengolok-ngolok jika ada temannya yang makan.
Nah salah satu pengalaman yang tidak terlupakan waktu kecil di bulan Ramadan adalah puasa setengah hari. Apalagi waktu kecil sering bermain gobak sodor, petak umpet dengan teman-teman sehingga cepat haus dan lapar.
Waktu kecil orang tua tidak melarang anaknya berbuka puasa sebelum waktu maghrib tetapi memang anak-anak belum diwajibkan untuk berpuasa tapi orang tua mengajak anaknya untuk berpuasa walaupun belum bisa puasa seharian.
Orang tua mengizinkan saya untuk makan terlebih dahulu pada saat adzan dzuhur kemudian melanjutkan kembali puasanya hingga waktu adzan magrib tiba. Ini sebenarnya dilakukan untuk mengajak anaknya belajar berpuasa.
Tapi setelah beranjak remaja, tepatnya duduk di bangku SMP kebiasaan ini tidak dilakukan lagi karena sudah mengetahui hukumnya dari guru, bahwa berbuka puasa pada siang hari kemudian melanjutkan lagi itu hanya untuk belajar berpuasa bagi anak kecil yang benar adalah puasa itu mulai dari masuk waktu shalat subuh tiba hingga adzan magrib.
Saya pun sering mengingatkan anak-anak SD yang sering tidak puasa untuk belajar berpuasa setengah hari, dan setelah remaja nanti mulai berpuasa seharian penuh. Karena puasanya sangat banyak selain untuk menjaga kesehatan juga kita akan bertemu dengan Sang Pencipta nanti setelah kita tiada.
Itulah pengalaman paling diingat saat bulan Ramadan waktu kecil dulu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H