Awalnya foto yang diunggah oleh bapak Camat terlihat biasa saja dan saya tidak tertarik untuk mencari tempat yang ada dalam foto itu, tetapi setelah rekan saya mengunggah foto tersebut saya menjadi penasaran. Karena ada waktu luang akhirnya saya datang ke lokasi yang ada dalam foto tersebut.
Lokasinya yang dicari tidaklah sulit karena selain dekat dengan jalan desa yang pernah saya lalui beberapa waktu yang lalu. Dan tidak berapa lama terlihatlah lokasi yang saya tuju yang tidak lain adalah satu kotak sawah dengan padi yang berbeda dengan yang lainnya.
Sawah yang diketahui milik bapak Hasan tersebut memiliki padi dengan daun yang berwarna unggu, sementara di sekelilingnya daun padi semuanya berwarna hijau. Padi tersebut dikenal dengan nama varietas padi Black Madras.
Saya, anak dan isteri saya pun turun dari sepeda motor dan menuju ke sawah dengan padi warna ungu tersebut. Tidak ada satu orang pun di sawah tersebut, sementara di seketarnya hanya beberapa petani yang sedang bekerja di sawah.
Saya meminta anak saya untuk berdiri di galengan sawah untuk difoto oleh saya, sisanya saya ambil beberapa angle yang berbeda dari sawah tersebut. Kemudian saya unggah foto sawah dengan daun padi berwarna ungu tersebut ke media sosial facebook.
Hanya dalam hitungan jam, foto anak saya dan beberapa gambar tanaman padi tersebut mendapat tanda suka yang lebih dari biasanya. Tidak hanya itu yang ikut membagikan foto tersebut lebih dari 180-an bagikan. Sesuatu yang jarang saya dapatkan bagikan hingga ratusan pengguna facebook.
Keesokan harinya beberapa orang mulai mencari sawah dengan padi ungu tersebut, mereka yang biasanya lewat pun ikut-ikutan mengabadikan dengan kamera smartphone lalu membagikan ke media sosial yang mereka miliki.
Foto-foto mereka yang foto di sawah dengan padi Black Madras tersebut kemudian saya kumpulkan dan bagikan lagi ke Grup Rembug Rakyat Dermayu yang memiliki anggota lebih 79 ribu pengguna facebook. Dalam tempo singkat lebih dari 560 orang dan puluhan komentar yang intinya ingin mengetahui tempat dan varietas dari padi tersebut.
Keesokan harinya saya bagikan foto-foto rekan-rekan satu tempat kerja yang penasaran di sawah tersebut, kemudian diupload kembali di update status pribadi. Responnya luar biasa banyak netizen yang tertarik ingin foto selfie dan wefie di sawah tersebut.
Sekarang tiap pagi dan sore hari ratusan orang berkunjung ke sawah tersebut untuk foto selfie dan wefie dengan berbagai gaya. Tidak hanya anak muda, anak kecil, orang dewasa bahkan orang tua pun ikutan foto di sawah tersebut karena dianggap unik dan menarik sebelum padinya dipanen.
Kemarin saya sempat bertemu dengan pemilik sawah dengan padi black madras tersebut dan berbincang dengan Bapak Hasan banyak hal. Menurut dia, padi tersebut di dapat dari Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Jatibarang bernama Arman.