Penggunaan energi terbarukan merupakan hal yang harus segera dimaksimalkan dalam era digital ini. Keadaan alam yang berubah dan energi tidak terbarukan yang semakin menipis mendorong kita untuk segera menemukan dan memanfaatkan secara maksimal energi yang terbarukan. Selain itu, proses untuk menemukan energi tidak terbarukan seperti minyak bumi dan gas dapat menyebabkan kerusakan alam yang besar dan signifikan. Misalnya pengeboran minyak bumi di Alaska atau yang kita kenal dengan Willow Project.
Willow Project merupakan usaha pemerintah federal untuk melakukan pengeboran minyak bumi di Alaska. Proyek ini merupakan proyek dari Mantan Presiden Donald Trump yang tertunda pada waktu Ia menjabat. Akan tetapi, hal tersebut telah disetujui oleh Presiden Amerika Serikat sekarang, Joe Biden. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan produksi energi dalam negeri setelah harga bensin tertinggi dalam sejarah.
Banyak dari pendapat-pendapat pro dan kontra terkait terlaksananya proyek ini. Salah satu opini kontra atas proyek ini adalah jumlah emisi karbon yang akan menjulang tinggi. Diperkirakan selama 30 tahun ke depan, Willow Project akan menghasilkan sekitar 287 juta metrik ton karbon dioksida. Hal ini sangat bertentangan dengan rencana pencapaian tujuan energi terbarukan di bawah pemerintahan Biden di lahan dan perairan publik pada 2030.
Efek dari emisi karbon ini juga akan menyebabkan krisis iklim selama beberapa dekade. Akibat dari krisis iklim ini akan mengakibatkan mencairnya es di kutub sehingga memungkinkan untuk merubah ekosistem. Perubahan ekosistem ini juga akan mempengaruhi makhluk hidup di sekitarnya seperti beruang kutub. Hilangnya sumber makanan dan tempat tinggal bagi mereka yang akan mengancam jiwa mereka, bahkan dapat menjadikan mereka terancam punah.
Dengan berjalannya proyek ini, mengakibatkan Joe Biden banyak mendapat hujatan dan seruan untuk menghentikan program ini. Walaupun proyek ini telah mendapatkan dukungan dari Alaska, proyek ini tetap ditentang oleh banyak orang di dunia. Selain mengakibatkan kerusakan di Alaska, proyek ini juga dapat merusak tatanan ekosistem dunia. Diharapkan Joe Biden dapat mempertimbangkan dilaksanakannya proyek ini.
Dari kasus Willow Project ini, kita sebagai mahasiswa Universitas Airlangga dapat peka dan berpikir kritis atas peristiwa di kehidupan sehari-hari. Tidak hanya peka terhadap peristiwa di tingkat nasional, tetapi juga dapat peka atas peristiwa-peristiwa di tingkat internasional. Dari adanya kasus ini, kita dapat mengimplementasikan HEBAT (Humble, Excellent, Brave, Agile, and Transcendent) dalam kehidupan sehari-hari sehingga mahasiswa Universitas Airlangga dapat menyumbangkan idenya untuk dunia. Dengan ini, kita dapat menunjukkan kompetensi unggul dari mahasiswa Universitas Airlangga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H