Oleh : Didi Suradi
Diatas kertas, program yang ditawarkan sekolah begitu menarik minat calon orangtua mendaftarkan anaknya di sebuah sekolah favorit. Bagaimana tidak, mulai dari integrasi kurikulum nasional dengan kurikulum khas yayasan yang begitu padat dengan nilai-nilai, sampai pada program pembiasaan yang membangun karakter siswa. Belum lagi visi dan misi sekolah yang begitu tajam menghujam logika orangtua yang menginginkan anaknya berhasil dimasa depannya. Walaupun biaya yang harus dikeluarkan lumayan besar, tidak menjadi persoalan, yang penting anaknya bisa masuk disekolah tersebut, pokoknya HARUS masuk!
Jika kita lihat lebih jauh lagi, sekolah favorit sejatinya memiliki perpaduan kurikulum yang baik, program pembinaan yang baik, nuansa akademis yang baik, tingkat persaingan akademis yang ketat, serta menerapkan standar pendidikan diatas standar nasional pendidikan yang berlaku. Tentunya juga sistem seleksi yang ketat. Namun yang sangat saya khawatirkan, sekolah seperti ini akan lebih menekankan pada aspek akademis saja, sementara penyaluran minat bakat dan kebebasan berkreasi siswa kurang diperhatikan. Akibatnya kecerdasan hanya diukur dari sisi akademisnya saja tanpa memperhatikan kecerdasan lainnya.
Apakah anak kita akan bahagia sekolah ditempat seperti ini?
Intinya, jangan pernah memaksa anak kita masuk sekolah sesuai keinginan orangtua. Apalagi harus melakukan hal-hal yang tidak terpuji agar anaknya dapat diterima disekolah tertentu. Sebagai orangtua kita harus lebih bijaksana memilih sekolah yang sesuai dengan potensi yang dimiliki anak kita. Biarkan anak kita bahagia di sekolahnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI