Memahami Tradisi Silaturahmi Bulan Syawal di Indonesia.
Tema khutbah Jum'at di masjid termegah se Asia Tenggara Istiqlal, Jum'at,10 Syawal 1445 H.
Punya banyak ponakan dengan beragam keahlian , latarbelakang dan ketrampilan, ada yang menekuni bidang peternakan, pertanian, usaha dagang hingga ada yang bercita cita menjadi ustadz dan ustadzah. Ada dua ponakan laki dan perempuan yang menekuni pelajaran Tahfiz Al Qur'an. Berdua kakak beradik bercita cita ingin menjadi ustadz dan ustadzah. laki laki bernama Fatih sedang belajar nyantri di salah satu pesantren di daerah Cileungsi Bogor. Satunya lagi yang perempuan Kesya sedang belajar nyantri di salah satu pesantren besar di Cipining Bogor.
Keduanya putri pertama dan putra kedua keluarga Aries dengan Susi, Aries adalah adik bungsu ayah didi.
Fatih panggilan ponakan ku itu saat ini sedang belajar Tahfids di pesantren Al Mughni Cileungsi, lebaran tahun ini libur, pulang ke rumah. Jumat 19 April 2024 bertepatan dengan 10 Syawal 1445 H, pergi jumatan bersama Keanu, Bagas dan ayah didi ke Masjid Istiqlal di Jakarta Pusat.
Sejak Ramadhan di sepuluh hari terakhir yang lalu, anak dan cucu selalu pergi Itiqab ke masjid dengan selalu berganti ganti masjid. Suatu saat ada yang mengusulkan Itiqabnya ke masjid Istiqlal. Sayang hingga Ramadhan berakhir keinginan pergi ke masjid Istiqlal belum juga kesampaian, baru setelah 10 hari lebaran lewat bisa pergi ke masjid Istiqlal, untuk melaksanakan sholat Jumat.
Tepat pukul sepuluh pagi kami berempat, dari rumah ayah didi di Jatinegara kaum berangkat menuju Masjid Istiqlal di Gambir, maklum kondisi perjalanan di Jakarta belum bisa diprediksi, oleh sebab itu berancang-ancang berangkat lebih awal. Sepuluh menit sebelum adzan Jum'at berkumandang kami sudah sampai di tempat, kemudian memarkir kendaraan tidak sampai lima menit.
Parkir kendaraan yang mudah, karena pengelolaan parkir yang modern mengikuti zaman now, area parkir luas, ada dua basement, yang salah satu bagian sudut basement nya berhubungan dengan lahan parkir Gereja Katolik Katedral diseberang nya, melalui terowongan dibawah tanah.
Kebetulan ayah didi dapat posisi tempat parkir persis di depan pintu masuk yang akses nya mudah ke pelataran Masjid. Melalui satu kawasan food state dan kawasan pedagang souvernir kami berempat beriringan sambil melewati ibu ibu yang sedang makan dan minum serta membeli souvernir.