Berkunjung ke Masjid Jami Assalafiyah
Bagian 1
Kamboja Pohon Keramat
Part 6
Mendadak perdebatan terhenti sejenak, setelah ada tamu tak diundang datang yang langsung ikut nimbrung.
"Assalamualaikum" begitu tamu itu memberi salam, muncul di sela sela perdebatan seru antara Utat dan Usuf soal pohon keramat.
"Walaikum salam" jawab Utat dan kawan kawan serentak membalas salam tamunya.
Orang yang baru datang rupanya bukan orang asing bagi temen temen penggiat lingkungan yang sering nongkrong di KTH 5. Hal ini terlihat dari keramahan temen temen ustadz Sahrul menerima kedatangan tamu yang tak diundang..
Orang paruh muda itu sudah terbiasa ikut nimbrung ngobrol bareng, terlihat saat baru datang tidak merasa canggung walaupun belum diberi izin untuk gabung.
Saat tiba pemuda berkulit sawo matang dengan rambut keriting itu langsung saja gabung dan mengambil posisi duduk diatas kursi plastik persis disamping Usuf.
Tamu yang baru datang bila dilihat dari logat bahasa nya berasal dari salah satu pulau di wilayah provinsi Jawa Timur. Kebetulan letak KTH 5 posisinya diapit oleh dua rumah besar yang difungsikan sebagai toko kayu bekas, orang biasa menyebut pangkalan Madura. Kebetulan oleh keluarga nya pemuda yang biasa dipanggil Abang itu ditugaskan sebagai penjaga toko kayu rumah di sebelah KTH 5.
Tamu yang baru datang biasa dipanggil Abang oleh temen temen ustadz Sahrul, biasa gabung nimbrung setelah lewat waktu Ashar , biasanya si Abang nimbrung hanya untuk ngerokok dan ngopi bareng di KTH 5.
Perdebatan mengenai pohon keramat antara Utat dan Usuf belum juga ada ujung pangkalnya, tetapi tiba-tiba si Abang orang Madura, memotong pembicaraan, "saya mendapat cerita dari orang tua saya yang telah lama meninggal dunia," sela Abang, " seminggu sebelum ayah saya meninggal,ayah bercerita tentang pohon Kamboja tua yang dikeramatkan berbentuk panjang melingkar lingkar " Abang Madura menjelaskan.