Lihat ke Halaman Asli

Didi Suheri

Pemimpin Revolusi domba-domba ceking dan lusuh.

Bung

Diperbarui: 16 Mei 2019   00:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bung,  berat menjadi Indonesia itu
Seberat panai untuk perempuan bugis
Bung,  begitu seram menjadi Indonesia itu
Seseram perang sampit

Bung,  bangsamu bangsa yang beragama
Tapi tak sedikit pertikaian atas nama agama
Bung, kalau telah cetuskan didalam sila kesatu
"Ketuhanan Yang Maha Esa"
Tapi kenapa,  persoalan Tuhan saja diributkan

Takbir!!!
Lantas mereka memuntahkan caci-maki dilisannya
Lantas dimana keagungan Tuhan itu? 

Bung,  yang berat itu bukan rindu
Seperti yang dikatakan Dilan
Yang berat itu menjaga NKRI
Yang berat itu menjaga keharmonisan antar sesama
Yang berat itu merawat Pancasila
Yang berat itu menahan nafsu untuk berkuasa

Bung,  aku ingat kau pernah berkata
"Jangan sesekali melupakan sejarah"
Tapi kenapa banyak orang yang meludahi sejarah
Padahal disekolah dasar sampai sekolah menengah
Pelajaran sejarah selalu diajarkan

Bung,  aku rasa bukan orang miskin yang tidak sekolah
Yang meludahi sejarah
Tapi para kaum terpelajar yang korup

Bung,  kalau saja kau masih hidup
Bisa kau lihat di Rutan-rutan
Banyak pejabat kita yang mendekam
Bung,  bagaimana rusaknya negara kita
Kita sebagai pemuda,  tidak akan putus asa
Putus asa hanya untuk orang yang tidak memiliki iman

Dari darah kami
Mengalir darah pejuang bukan pecundang
Bung,  kau akan selalu ada di dada kami. 

Jakarta, 05.05.2018

-Didi Suheri-




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline