Kini tiada lagi matahari dan bulan dikehidupanku..
Hanya langit yg mendatar,dipenuhi gelombang awan yg bergelung mendung,mengandung murka,membendung suka,menyisakan air mata..
Matahari telah redup,bulan pun telah lama surup,hanya kenangan lapuk yg terpendam didalam lubang benak paling dalam..
sesekali aku ingin membakar kenangan itu,agar menjadi api bagi matahari,dan sinarnya ku hempaskan pada bulan tetapi kenyataan adalah lidah Tuhan yg tak mampu ku belokan!
Matahari,bulan,selamat jalan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H