Begitu rontang kemarau hati ini..
Kering,tandus,menyerupai debu..
Bibir ku terkatup rapat,tak ada lolongan!
Hanya desir angin yg mengaung,memenuhi lubang telinga,suaranya melengking menyayat sangat mengerikan,merampas semua kuncup mawar yg telah aku genggam..
Perlahan lahan,lembut wajahmu terus menerus berputar putar mengancam diriku,meneror didingin malamku!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H