Lihat ke Halaman Asli

Didin Jalaludin

Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Mahasiswa KKNT Inovasi IPB University Adakan Sosialisasi Eco Enzyme, Biopori dan DigiTani di Desa Tegalwaru

Diperbarui: 3 Agustus 2024   09:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahasiswa KKNT Inovasi IPB University di desa Tegalwaru

Dalam rangka menanggulangi permasalahan yang ada di masyarakat mengenai penumpukan limbah  rumah tangga, kekurangan air, serta masalah pada sektor pertanian, mahasiswa KKNT Inovasi dari IPB University yang berlokasi di Desa Tegalwaru, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor melakukan sosialisasi dan demonstrasi mengenai pembuatan eco enzyme, pembuatan lubang resapan biopori serta pengenalan aplikasi IPB DigiTani pada Jumat, 26/7. Kegiatan ini dihadiri oleh perangkat desa, ketua/perwakilan tiap RT/RW, serta masyarakat setempat. "Kami melihat banyak sekali potensi dari sampah organik khususnya sampah organik rumah tangga seperti sisa-sisa kulit buah dan sayur, sehingga harapannya setelah diadakan kegiatan ini para warga khususnya ibu-ibu di desa tegalwaru dapat memanfaatkan sampah rumah tangganya untuk menjadi eco-enzym maupun pupuk kompos di dalam lubang resapan biopori" ungkap Abdul Malik selaku koordinator desa KKN-TI  IPB di desa Tegalwaru.

Kegiatan ini terbagi menjadi dua sesi, pada sesi pertama dikenalkan mengenai manfaat dari eco enzyme yang merupakan cairan hasil fermentasi limbah organik dengan banyak manfaat diantaranya mengurangi limbah rumah tangga, sebagai cairan pembersih serbaguna, disinfektan, serta pupuk organik dan pestisida sehingga dapat menjadi solusi yang baik bagi petani. Kemudian dijelaskan juga tahapan pembuatan serta demonstrasi mulai dari pemilihan bahan baku hingga proses fermentasi. Selain itu masyarakat mendapatkan kesempatan untuk membuat eco enzyme dari bahan yang sudah disediakan. "Masyarakat tegalwaru sangat bersemangat dalam mengikuti kegiatan sosialisasi dan demonstrasi pembuatan eco enzym. Pasalnya, sebagian besar masyarakat tegalwaru belum memanfaatkan sisa sampah rumah tangga masyarakat seperti kulit buah dan sayur secara maksimal dan seringkali dibiarkan membusuk di tempat sampah sehingga menimbulkan aroma tidak sedap di rumah. Sehingga, kedepannya masyarakat dapat lebih memanfaatkan sampah organik yang ada di rumahnya dengan maksimal" Ungkap Berliana Chandra selaku PIC kegiatan.

Kemudian dilakukan pengenalan aplikasi IPB DigiTani kepada masyarakat yang ditujukan sebagai media konsultasi kepada para pakar berpengalaman IPB University terkait permasalahan pertanian atau sekedar berbagi informasi antar pengguna.

Ibu Nunung, selaku Kepala Desa Tegalwaru mengatakan bahwa kegiatan sosialisasi eco enzyme sangat bermanfaat sekali bagi masyarakat Desa Tegalwaru, masyarakat yang tadinya tidak tahu menjadi tahu bagaimana memanfaatkan sisa-sisa sampah menjadi pestisida untuk tanaman dan disinfektan. Harapannya hal tersebut dapat dipraktekan baik di rumah sendiri maupun di lingkungan sekitar.

Kegiatan dilanjutkan dengan sesi kedua mengenai pengenalan biopori yang mana harapannya dapat mengatasi keluhan masyarakat akan keringnya lahan dan air sumur mereka, biopori memiliki manfaat sebagai lubang resapan untuk air hujan sehingga tanah dapat menyerap dan menampung air yang kemudian akan menjadi cadangan air tanah di kemudian hari. Selain penjelasan akan manfaat biopori, dilakukan juga pengenalan alat untuk menggali lubang biopori dan spesifikasinya dengan tujuan masyarakat dapat secara mandiri membuat sendiri alat bor biopori secara mandiri, tidak lupa dilakukan juga demonstrasi pembuatan lubang biopori. "Kami mendengar keluhan masyarakat Tegalwaru bahwa di musim kemarau seperti saat ini banyak sumur yang kering sehingga sebagian masyarakat khususnya di bidang pertanian kesulitan pasokan air, lubang resapan biopori dapat membantu untuk meningkatkan penyerapan air. Selain itu, lubang resapan biopori dapat digunakan untuk pengomposan sampah organik sehingga dapat dijadikan pupuk kompos dan menyuburkan tanah" Ungkap Deya Akmalia selaku PIC kegiatan.

Terakhir, sebagai kenang-kenangan dari kelompok KKNT Tegalwaru, mahasiswa memberi alat bor biopori sebagai bentuk simbolik agar program pembuatan lubang biopori dapat terus dilanjutkan oleh masyarakat bahkan setelah program KKN selesai.

"Terima kasih atas kedatangan dari mahasiswa IPB yang KKN di wilayah kami. Alhamdulillah masyarakat kami ini sangat terharu dengan adanya KKN dari IPB yang datang ke wilayah desa kami untuk pencerdasan regenerasi pertanian di wilayah kami, barangkali salah satu manfaat kami tadinya tidak tahu masalah apa yang dapat mempengaruhi penyerapan air sumur," ungkap Pak Acep selaku Ketua Dusun Wilayah Tegalwaru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline