GADIS PESISIRAN
Karya : Didin Emfahrudin
Deretan gadis-gadis bergincu nan menor dan bertubuh molek tengah asyik merumpi. Warung kopi Yuk Erna menjadi basecamp mereka. Sesungguhnya mereka semua juga adalah penjual kopi di warung kopinya masing-masing. Warung kopi embong Kota B.
Begitulah sebutan orang-orang di daerah itu menamai deretan warung-warung kopi yang kebanyakan mulai reyot itu. Di pagi yang masih buta, memang pelanggan-pelanggan mereka belum banyak berdatangan. Supir-supir truk ekspedisi lintas provinsi yang rutin mampir ke warung mereka biasanya ramai di malam hari.
Sehingga Warung Yuk Ernah yang paling teduh karena di naungi pohon jati itu jadi tempat mereka saling berkeluh kesah. Bergosip ria ala penjual kopi.
Yuk Erna merupakan penjual kopi paling legendaris di tempat itu. Konon Yuk Erna lah yang pertama kali membangun warung di emperan jalan raya tersebut. Karena Yuk Ernah semakin hari semakin laris. Akhirnya banyak tetangga dan kawan-kawan seperjuangannya itu kini mengikuti jejaknya.
Kopi---minuman berkafein itu memang paling di gemari oleh orang-orang di kawasan pesisir laut Jawa. Terutama para makhluk berjakun.
Mulai remaja yang masih sekolah, perjaka ting-tong sampai pria yang rambutnya penuh uban suka ngopi disana. Apalagi, ada kabar burung, jika di deretan warung kopi yang digawangi Yuk Erna dkk itu, memiliki pesona lain dalam menggaet pelanggan. Sudah jadi rahasia umum, kalau para penjual kopi disitu adalah para eks PSK korban penutupan lokalisasi di ibu kota provinsi.
Mereka yang tak bersedia dibina, kemudian menyebar ke antero pelosok-pelosok kabupaten di provinsi itu. Membuat warung-warung kopi yang punya ciri khas pelanggan mereka bisa colek-mencolek dan pangku-memangku.
Jika Yuk Erna adalah penjual kopi paling legendaris dan pesonanya mulai pudar ikut umurnya yang kian uzur. Berbeda kondisi dengan gadis penjual kopi yang ada di samping Yuk Erna bernama Nilna itu. Nilna adalah icon aduhai ter-fress yang Yuk Erna jadikan pegawai agar menjadi magnet para pelanggan kopi bertahan.