ULAMA', UMARO' & EKONOM MUSLIM KELAS DUNIA YANG SEMAKIN TERLUPAKAN
Siapakah tokoh klasik yang gagasan dan pemikiran ekonominya paling sering menjadi rujukan para ekonom dan negarawan dunia. Tatkala dihadapkan persoalan mengenai kebijakan ekonomi, keuangan dan kesejahteraan sebuah negara. Nama-nama seperti Karl Max, Lenin, Abraham Maslow hingga Adam Smith pasti terlintas dibenak seluruh umat manusia di dunia. Begitupun yang terjadi dibenak manusia Indonesia kebanyakan, tidak terkecuali para ekonom kita.
Sampai kapan bangsa ini akan selalu berkaca pada pemikiran ekonomi politik dari bangsa lain. Pernahkah kita mencari formulasi pembangunan ekonomi negara yang sesui ciri khas leluhur Nusantara. Jika kita berani percaya diri, sebenarnya banyak tokoh Nusantara klasik yang dapat kita jadikan teladan dalam hal kebijakan pembangunan perekonomian negara. Salah satu tokoh ekonom Nusantara klasik tersebut adalah Sultan Meurah Silu.
Pada sekitar awal ke-13 Masehi, di Nusantara berdirilah sebuah kerajaan Islam yang merdeka di ujung barat Pulau Sumatera. Tepat satu abad sebelum seluruh Nusantara disatukan oleh persemakmuran Kerajaan Majapahit di abad ke-14 Masehi. Kesultanan Islam tersebut sangat mandiri dan berdikari secara ekonomi. Kerajaan yang menjadi pusat 'ekspor-impor' perdangangan internasional. Kerajaan Islam itu bernama Kesultanan Samudera Pasai. Pendiri Kesultanan Samudera Pasai tersebut adalah Sultan Meurah Silu. Seorang pribumi tanah rencong Aceh (kini). Sultan Meurah Silu kemudian terkenal dengan gelar Sultan Al Malik Ash Shalih. Gelar yang dianugerahkan oleh rakyat Pasai. Karena berhasil membawa rakyat negeri Pasai mencapai kesejahteraan dan kemakmuran.
Sultan Meurah Silu menerapkan Islam Ahlus Sunnah Wal Jama'ah sebagai ideologi dasar negara Kesultanan Samudera Pasai pada masa itu. Meski dasar negara Kasultanan Samudera Pasai adalah Islam, namun Sultan Meurah Silu tidak menerapkan kebijakan seluruh rakyatnya wajib beragama Islam. Rakyat yang beragama lain tetap dihormati sesui agamanya masing-masing. Sultan Meurah Silu menjadikan Islam sebagai kerangka fikir dasar dalam membangun peradaban masyarakat yang damai dan makmur. Islam bagi Sultan Meurah Silu adalah agama yang dapat selaras dengan arah kebijakan negara. Ia berhasil meningkatkan perekonomian rakyat dan menjaga kesetabilan keuangan negara. Karena kebijakan ekonomi bernafaskan nilai-nilai keislaman.
Sultan Meurah Silu sangat masyhur di negerinya bahkan di belahan dunia lain seperti negeri- negeri Arab. Karena ia berhasil merubah paradigma masyarakat di Semenanjung Melayu khususnya bumi Pasai. Menjadi pencerah bagi masyarakat sekitar yang sebelumnya masih 'terbelakang'. Menjadi masyarakat yang berperadaban maju. Negeri Pasai mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam bidang agama, pendidikan, ekonomi dan budaya. Sebagai kerajaan yang menjadi pusat perdagangan internasional, Sultan Meurah Silu menetapkan aturan hukum Islam untuk rakyatnya. Hal itu dikarenakan agar rakyat Pasai tidak mudah terpengaruh oleh kebudayaan asing yang dapat merusak.
Sultan Meurah Silu sukses membangun kota-kota pelabuhan besar di Semenanjung Pasai. Kota-kota dagang tersebut dilengkapi dengan armada darat dan lautnya yang sangat besar dan kuat. Sistem keuangan negara juga diperkuat, Sultan Meurah Silu berhasil mencetak uang resmi Kesultanan Samudera Pasai yang bernilai kuat. Semua transaksi perdagangan di dalam negeri maupun dari luar negeri harus menggunakan uang resmi Kesultanan Samudera Pasai.
Sebelumnya Kesultanan Samudera Pasai berdiri, masyarakat di sana hanya bergantung dari hasil bertani ala kadar untuk hidup. Ketika Sultan Meulah Silu mulai memimpin Pasai, masyarakat petani Pasai diajaknya berinovasi dalam meningkatkan kesejahteraan. Petani Pasai selain bertani ala kadar juga diajak untuk cakap berdagang, mengekspor hasil pertanian unggulnya. Sehingga para petani Pasai menjadi lebih makmur saat dipimpin oleh Sultan Meulah Silu. Karena hasil pertanian mereka dapat terjual ke mancanegara, bukan hanya menumpuk di dalam negeri. Komoditas ekspor paling terkenal dari petani Pasai pada saat itu adalah lada. Selain lada, Kasultanan Samudera Pasai juga memiliki komoditas ekspor unggulan lainya seperti sutera dan kapur barus.
Sultan Meurah Silu terbilang cukup lama dalam memimpin Kesultanan Samudera Pasai. Yakni sekitar tiga puluh sembilan tahun. Namun dalam masa kepemimpinan panjangnya tersebut, ia berhasil merintis sebuah kesultanan kecil menjadi negeri mercusuar ekonomi dunia. Selain menjadi pemikir dan penggerak perekonomian. Sultan Meulah Silu merupakan peletak dasar kebangkitan pendidikan dan kebudayaan masyarakat Pasai. Di masanya, Pasai dibentuk menjadi negeri yang menjadi rujukan tempat bagi pelajar di dunia yang ingin menuntut ilmu. Khususnya ilmu agama Islam.
Penghormatan kepada Sultan Meurah Silu atau Sultan Al Malik Ash Shalih tersebut masih abadi hingga kini. Khususnya bagi masyarakat Aceh. Makam Sultan Meurah Silu masih di lestarikan oleh masyarakat Aceh hingga saat ini. Namanya juga tercatat di kitab Hikayat Raja -Raja Pasai. Masyarakat dunia, khususnya dunia Islam juga mengakui perannya yang sangat besar. Beberapa sumber bukti tentang peradaban Kesultanan Samudera Pasai yang didirikan oleh Sultan Meulah Silu juga banyak tercatat di luar negeri. Seperti manuskrip Kabar Dari China (1288), Catatan Marcopolo (1292) dan Kitab Rihlah Ila I-Masyriq (1304) yang di tulis oleh penjelajah dunia muslim asal Maroko bernama Ibnu Batutha.