Lihat ke Halaman Asli

Didin Amaludin

Berusaha,Berjuang,dan Bersyukur

Bekerja Sebagai Reseller Tanpa Modal Bagi Mahasiswa

Diperbarui: 2 April 2021   13:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (Dok.Pribadi)

Jadi mahasiswa itu cukup sulit,terutama bagi mahasiswa yang hanya berkuliah tanpa bekerja . Penulis katakan seperti itu sebab dari segi psikologi yang dirasakan tentu terasa sulit untuk mencukupi bayaran kuliah yang cukup/besar nominalnya dan untuk pembayaran lain sebagainya,terutama jika mahasiswa tersebut termasuk dari keluarga yang berpenghasilan menengah kebawah. Ditambah dalam kondisi pandemi membuat penghasilan semakin tidak menentu,akibatnya orang tua kadang harus gali lobang tutup lobang. Dari hal tersebut,tentu bagi seorang anak yang saat ini mempunyai status sebagai mahasiswa merasakan bahwa ia harus melakukan sesuatu untuk membantu dapatkan penghasilan tambahan. Terkadang rencana tersebut sulit terlaksana sebab orang tua belum mengizinkan anaknya kerja,agar kuliahnya tidak terganggu oleh kerjaan. Sehingga dari hal tersebut diputarlah otak bagaimana cara dapatkan pekerjaan sampingan untuk dapatkan penghasilan tambahan dan tidak mengganggu perkuliahan. Hal ini penulis rasakan sendiri hingga akhirnya penulis melihat celah yaitu bekerja sebagai reseller yang tanpa modal,hanya share gambar/video produk-produk dan melayani jika ada pembeli tanpa harus packing produk dll.

Awal mula menjadi reseller dan lika-likunya

Pada awalnya penulis coba searching pekerjaan apa yang kiranya bisa cepat laku di Instagram. Akhirnya ketemu yaitu menjual softcase dan hardcase handphone. Waktu itu belum pandemi,saya coba beranikan tanya apakah tersedia pekerjaan sebagai reseller yang hanya share gambar produk-produk saja tanpa harus packing dll,hingga akhirnya diterima dan cukup lama tidak laku akhirnya coba minta tolong ke orang-orang yang ada dikontak WA untuk bantu promosikan,akhirnya ada temannya yang mau beli dan itu merupakan momen pembeli pertama saya.Beberapa lama kemudian,pandemi melanda dan suplier mengembangkan kerjasamanya dengan yang lain yaitu kini tersedia handsanitizer. nah ini merupakan momen yang cukup laris dan ada momen menegangkan,sebab sewaktu itu ada dosen saya yang membeli handsanitizer yang semprot tapi karena ada miskomunikasi yang awalnya barang tersedia tapi ternyata sudah habis diborong orang lain,maklum waktu itu lagi momen serba diborong entah itu masker/handsanitizer,akhirnya ada sedikit kekecewaan pada dosen karena uangnya sudah dibayarkan dan akhirnya coba ditawarkan gantinya handsanitizer gel,dan alhamdulillah beliau mau.Singkat cerita,rasa bosan melanda karena selain sudah tidak banyak yang beli dan tugas kuliah banyak harus dikerjakan,akhirnya dari berbagai kondisi yang tidak diduga seperti hp maka hilanglah kontak dengan suplier tersebut dan merasa tidak enakan jika kembali karena sudah lama hilang kabar.

Beralih ke Facebook mencari lowongan reseller tanpa modal

Seperti yang kita ketahui,facebook terdapat bermacam-macam group seperti jual-beli maupun promosi lainnya. Disini momen yang cukup sulit,sebab bukan hal yang rahasia lagi jika di FB banyak akun penipu. Dalam hal ini saya bagikan beberapa saran bagaimana cara memilih untuk jadi reseller tanpa modal dan "aman" pada suplier yang sekiranya dapat dipercaya :

1. Perhatikan Nama Akunnya dan reaksi emoticon maupun komentar pada postingannya

Hal ini yang pertama saya lihat,sebab kita harus bisa memilih kepada siapa kita akan bekerja dan kita mau bekerja menjualkan barang apa yang sesuai dengan keinginan kita dan peluang larisnya banyak (tentunya yang halal dan bukan dilarang agamar maupun negara). Jika dari segi nama akun itu rata-rata banyak yang baik terutama seperti yang bersponsor,tapi coba kita tengok bagaimana reaksi emot dan komentar yang diberikan pada postingannya. Jika terdapat emot seperti ketawa/marah dan komentar yang berisi hal yang kurang baik terhadap pemilik akun tersebut,maka sebaiknya kita hindari untuk bekerja sebagai reseller padanya agar meminimalkan resiko permasalahan lain yang tidak diinginkan. Jika emot tersebut berisi yang baik seperti like atau love dan tidak ada komentar yang kurang baik,maka kita coba bekerja sebagai reseller padanya. Tentunya kita tanya terlebih dahulu apakah mereka mau menerima lowongan sebagai reseller tanpa modal (hanya share produk dan layani buyer).

2. Gali lebih banyak mengenai mekanisme maupun aturan serta kemungkinan kegagalan

Ketika kita telah menemukan pada siapa kita akan bekerja sebagai reseller tanpa modal,maka kita harus "bawel terkontrol" menanyakan seperti adakah syarat khusus dan bagaimana cara untuk bekerja sebagai reseller?jika tujuan kita bekerja sebagai reseller tanpa modal,sedangkan jawabannya terdapat syarat seperti harus membeli 1 atau beberapa produknya,maka sebaiknya jangan bekerja padanya. Jika jawabannya tidak ada syarat seperti diatas dan biasanya diberitahukan kerjanya hanya share gambar/video beserta keterangan produknya ke medsos dan melayani buyer,maka sebaiknya jadikan salah satu poin yang kita simpan terlebih dahulu sebelum sah bekerja. Lalu tanyakan kembali "bagaimana jika ada konsumen yang merasa barang yang dibelinya tidak sesuai yang diharapkan,adakah pengembalian uang?",jika tujuan kita hanya bekerja sebagai reseller tanpa modal yang aman-aman saja menghindari amukan konsumen dan jawabannya ternyata "tidak ada pengembalian uang atau hanya bisa ditukarkan dengan barang lain"maka sebaiknya kita hindari dan cari yang bisa pengembaliang uang jika memang benar barang yang dibeli konsumen tersebut tidak sesuai dengan pesanan yang harus disertakan bukti dengan video. Dalam hal ini penulis tekankan bahwa bukan berarti suplier yang memiliki aturan/syarat khusus tersebut barangnya kurang bagus,BUKAN. Melainkan saran ini sebagai opsi pilihan saja bagi yang memilih menjadi reseller tanpa modal dan cari "aman" dari resiko konsumen yang merasa tidak puas dengan barang pesanannya sehingga tetap ingin uangnya dikembalikan. Semua tergantung orangnya mau pilih yang mana itu kembali dibebaskan pada pilihan mereka sendiri. Tentunya baik itu yang mempunyai syarat khusus ataupun tidak,sama-sama menjual barang yang tentunya dipertimbangkan pula dari segi kualitas produknya juga dan masing-masing memiliki banyak pelanggan tetap.

3. Jalin dan bangun kepercayaan satu sama lain

Ketika kita berhasil jadi resellernya,maka kita harus coba jalin dan bangun kepercayaan dengan admin atau mereka yang menyediakan dan menerima kita sebagai reseller seperti memberitahukan proses saat awal kita sudah berusaha menjual tapi ternyata masih belum laku terjual,hal tersebut bukan berarti nyerah melainkan kita tunjukkan bahwa kita akan terus berusaha dan berikan pengertian bentuk informasi tersebut sebagai awal untuk saling percaya satu sama lain. Tentu akan terasa aman dan nyaman jika kita telah saling percaya satu sama lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline