Lihat ke Halaman Asli

Suamiku itu

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13104521521294241156

[caption id="attachment_122202" align="aligncenter" width="364" caption="pak suami, bu istri"][/caption]

Suamiku itu,

 

 

dia…

Setelah malam-malam penuh peluh,

Tuhan menjawabnya…

Hanya Sang Rabb yang membuat

Dua purnama sebuah ajaib.

Sejenak sempat tercekat,

Lalu sedih pun raib.

 

Suamiku itu,

Jawaban pula dari doa khusyuk,

Penuh ikhlas dari indukku.

Bukan sempurna tentu,

Hanya terbaik termasuk,

Seperti putih yang menelan abu.

 

Suamiku itu,

Kokoh besar,

Dengan perut seperti hamil.

Bagiku,

Seksi benar,

Tersudut risauku pun terkucil.

 

Suamiku itu,

Tak pintar berujar.

Seringku merajuk sendu,

Kusadar hanya tindaknya terpapar.

Telur dadarnya di pagi hari,

Merayu senduku jadi seri.

 

Suamiku itu,

Kamu.

 

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline