Lihat ke Halaman Asli

Sholihul Hadi

adalah kolumnis bebas , tinggal di Pati : profesi wartawan , jurnalis, analis .. politik , ekonomi dan , sosial..

Di Sudut Kota Ini Aku Tersudut

Diperbarui: 23 Juni 2021   16:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Semula kami berniat minta Perlindungan kepada seseorang namun sayang sekali  Belakangan justru berujung dengan  Persekusi dan intimidasi . apa  yang semua diniatkan untuk meminta Perlindungan Hukum atas perundungan  kepada anak kami  yang dilakukan seseorang di sebuah akun Facebook , berujung perundungan  berulang ulang . kami sudqah mendapat  surat balasan dari Lidik  4  di Polr. tatanan sudah berubah es Pati  dengan surat Undangan  B /244/I/2021 / reskrim , dimana Kami menginginkan Uapaya penyelesaian dan penelusuran hukum terkait perkara tersebut . beruntung, karena yang beruntung justru pada hal lain yang tidak terkait langsung dengan penguasaan materi; Beruntung adalah ketika seseorang tidak dikuasai oleh keadaan di luarnya, melainkan mempertahankan kondisi mental yang eling lan waspada. Sadar pada tanggung jawab hidup yang diselamatkan karena kewaspadaan Hukum 

umumnya orang tidak berdaya, tak dapat berbuat lain kecuali mengikutinya. Karena perilaku memburu penguasaan sumber daya materi ini sedemikian masif sehingga orang tidak lagi mempertanyakan, melainkan menganggapnya sebagai kewajaran, tidak lagi peka pada relasi-relasi dalam kehidupan karena terpaku pada penguasaan pada Uji materi Pokok Persyaratan laporan , namun tetap etika itu tetap kami jaga 

narasi peminggiran pada ekpresi pilihan individual yang dianggap nyeleneh karena berbeda dari perilaku yang dianggap normal dari tatanan sosial yang ada , ya karena kembali tatanan sudah berubah .

Berbagai Upaya hukum sudah kami temnpuh  namun Undang Undang hanya tinggal tulisan saja , pelaksanaannya di bawah  sangat jauh dari panggang dari Apinya .   mungkin lebih baik menanamkan kesadaran kepada anak anak sendiri dengan jalan bertanya konsepnya mereka , proses belajar seperti ini adalah proses yang mendalam, karena anak-anak dituntunnuntuk lenih mengenali diri dalam hal memahami minat dan kemampuan untuk bekerja menjawab pertanyaan yang muncul. Dan bekerja adalah proses yang lengkap, psikologis, intelektual, ketrampilan dan termasuk motorik ketika anak akhirnya melakukan berbagai uji coba sesuai inisiatifnya untuk menemukan atau melengkapi jawaban atau menemukan keyakinan atas temuan sesuai tahap belajarnya. Belajar dengan pendekatan multidisipliner melalui penelitian ini , mengantar anak memiliki wawasan yang tidak terkotak-kotak, sebagaimana hidup ini mengandung banyak aspek yang saling terhubung. 

Dari soal pangan ini anak-anak mengenal dan menyadari kemanusiaan sebagai mahluk yang ada dalam lingkungan yang luas, saling terhubung dengan  sesama manusia dan alam.

Pilihan pada pangan lokal adalah adalah juga wujud menjaga keselamat teman (dalam.pengertian luas mendukung usaha ekonomi kalangan yang terbatas modal dan kelestarian lingkungan). Kesadaran tentang keterhubungan ini memudahkan peserta didik memiliki keberpihakan pada semua manusia yang berjuang untuk kehidupan mereka  Ke depan .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline