Lihat ke Halaman Asli

Menghasilkan Uang Melalui Daun Talas Beneng Masyarakat Kampung Sindangsari

Diperbarui: 8 September 2023   18:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Dokumentasi: Tanaman Talas Beneng Desa Sindangsari

Kabuaten Serang, Banyak orang bertanya bagaimana bisa daun talas beneng bisa menghasilkan uang? Bagaimana mana prosesnya? Digunakan untuk apa daun talas beneng? Bagaimana pemasarannya? Pertanyaan-pertanyaan tersebut timbul bagi banyak orang yang mencari alternatif pendapatan dalam mencari alternatif usaha membuat bisnis baru atau mengembangkan bisnis yang sudah digelutinya. Sebenarnya budidaya daun talas beneng bukan merupakan hal baru lagi bagi pengusaha khususnya para petani talas beneng.

Seperti diketahui talas beneng merupakan tanaman yang dimanfaatkan umbinya untuk dijadikan bahan makanan dengan cara direbus kemudian dikonsumsi sebagai makanakan sehat rendah karbohidrat atau menjadi bahan makanan olahan seperti kue, kripik dan sebagainya, tetapi dari pada itu tanaman talas beneng juga bisa dimanfaatkan daunnya menjadi salah satu pendapatan ekonomi yang tidak kalah menggiurkan, seperti yang dilakukan bagi warga Desa Sindangsari Kabupaten Serang – Banten. (Red)

Lebih lanjut Eben salah satu warga Desa Sindangsari menjelaskan bahwa tanaman talas beneng merupakan tanaman yang mempunyai nilai enomis sebab selain umbi talas beneng, daun talas beneng juga bisa dijual dengan cara diproses dikeringkan terlebih dahulu sebagai bahan tembakau yang saat ini sudah sampai diekspor ke mancanegara.

Foto Proses Pengeringan Daun Talas Beneng Menggunakan Sinar Matari (Red)

Di Desa mekarsari, Kecamatan Cinangka banyak membudidayakan talas beneng (Xanthosoma undipes). Dimana usia tanaman talas beneng ditanam sekitar empat bulan, barulah bisa panen daunnya. Setelah usia tanaman dua tahun bisa memanem umbi. Setelah umbi dipanen, selanjutnya mahkota dipotong baru bisa ditanam lagi. Berat umbi sekali panen bisa mencapai 10 kilogram per batang talas beneng. Untuk lahan satu hektar talas beneng, per bulannya bisa mencapai 3 ton daun talas. Maka, dengan harga satu kilo Rp1000 daun talas beneng basah, satu bulan petani bisa mendapat Rp 3 juta. Daun talas beneng memiliki peruntukan sebagai substitusi atau pengganti tembakau. Jika tembakau memiliki kandungan nikotin, daun talas tidak memiliki kandungan nikotin. (Red)

Menurut informasi warga desa Sindangsari, peruntukan daun talas beneng digunakan sebagai bahan baku tembakau yang terbaut dari daun talas beneng. Sedangkan untuk proses pengolahannya hampir sama dengan daun tembakau mulai dari pemetikan, pengikatan, pematangan daun, penyortiran, perajangan, penjemuran, dimana yang membedakan adalah setelah dipetik daun talas beneng langsung dirajang dan dikeringkan untuk proses pengeringanya 1 hari dengan cuaca panas bisa lebih cepat. Tutur petani di Desa Sindangsari.

Menurut Eben, yang menjadi kendala saat ini pada proses pengeringan dimana pada waktu proses pengeringan dilokasi Desa Sindangsari terletak di pegunungan sehingga cuaca kadang tidak menentu sehingga apabila musim panen cuaca kurang mendukung maka daun talas beneng yang tidak langsung dikeringkan akan membusuk dan gagal produksi. Tuturnya

Dari hasil survey lokasi budidaya talas beneng di Desa Sindangsari proses pemasaran saat ini dilakukan melalui penjualan kepada tengkulak yang mengambil bahan baku daun talas beneng yang telah kering ke petani langsung, menurut warga penjualan kepada tengkulak nantinya akan di ekspor ke luar negeri. Tuturnya.

Saat ini di Desa Sindangsari dalam pengolahan budidaya daun talas beneng sudah lebih maju dalam pengolahan dan pemasaran hasil budidaya dan produksi daun talas beneng hal tersebut terlihat adanya mesin pengering hybrid menggunakan biomassa dan matahari yang digunakan untuk mengeringkan daun talas beneng menggunakan mesin pengering yang modern tanpa terhalang cuaca.

Foto Dokumentasi: Mesin Pengering Daun Talas Beneng di Dusun Gunung Malang Desa Sindangsari

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline