Kompas.com. Gelaran MotoGP musim 2010 baru memasuki beberapa seri. Namun telah menampilkan beberapa atraksi balapan dan hal-hal terbaru dalam dunia balap MotoGP, misalkan; Jorge Lorenzo yang semakin matang dan konsisten dalam berlaga, Stoner yang mulai tidak kompeten sehingga beberapa kali gagal naik podium bahkan gagal finish, Andrea Dovisioso dan Dani Pedrosa yang saling berlomba merebut juara dunia, Nicky Haiden yang semakin bagus dll.
Namun dari beberapa peristiwa yang terjadi yang paling menyita perhatian para pecinta MotoGP adalah kecelakaannya Valentino Rossi, sang juara bertahan disesi kualifikasi di Mugello (Italia) sehingga harus absent dibeberapa seri.
[caption id="attachment_176853" align="alignleft" width="210" caption="Jatuhnya the doctor"][/caption]
Dengan Absentnya Rossi dibeberapa seri, menyebabkan terjadinya perebutan Juara musim 2010 semakin sulit diprediksi. Beberapa nama seperti Jorge Lorenzo, Dani Pedrosa, Dovisoso dan Stoner saling berebut untuk merebut tahta dari # 46 yang akan kehilangan beberapa point di beberapa seri. Para pesaing Rossi tersebut merasa inilah saatnya untuk merebut juara karena sang Maestro sedang cedera sehingga pesaing utama mereka tidak ada.
Disisi lain, dengan cederanya Rossi membuat gelaran MotoGP kurang mendapat antusias dari para penonton, karena disadari atau tidak, MotoGP menjadi besar dan bahkan menjadi tontonan “wajib” para penggila kecepatan karena ada Rossi di sana. Rossi membalap bukan hanya sebagai Rider saja tetapi dia juga sebagai entertainer (Penghibur) dengan cara balap maupun gaya – gaya selebrasi sewaktu dia memenangkan suatu balap. Bahkan cara – cara selebrasi unik Rossi tersebut ditiru para pesaingnya misalkan Jorge Lorenzo yang menancapkan bendera Lorenzo’s Land di sirkuit yang ia menangi.
Beberapa orang menganggap tidak ikutnya VR 46 membuat MotoGP kurang menarik, terlalu monoton. Tidak ada lagi Sang Legend yang mampu menyalip lawan sekaligus memberikan tontonan balap yang menarik. Para penonton rata-rata menonton MotoGP karena ingin melihat aksi dari VR 46, bahkan saking besarnya nama Rossi, pada saat di Mugello (Italia), dimana Rossi cedera, pada saat perlombaan walaupun sang Aktor tidak ikut, masih banyak penonton yang memakai atribut khas Rossi (Kaus dan bendera warna kuning), sehingga Rossi pun berpidato via phone dari RS tempat ia dirawat untuk para Fans-nya.
[caption id="attachment_176869" align="aligncenter" width="415" caption="Para Pesaing Rossi yang berusaha merebut tahta Sang Raja"][/caption]
Kebesaran Rossi juga ditunjukan juga oleh para pesaingnya. Pada saat akan start di Mugello, Jorge Lorenzo membawa tulisan “Vale everybody can pain, but everybody can’t be a legend”, kemudian Simoncelli yang sahabat Rossi membawa tulisan “ Bomber, come back soon”, bahkan pada saat podium Jorge Lorenzo memakai kaos Kuning bertuliskan vale 46 untuk memberikan penghormatan pada rival sekaligut teammate-nya.
MotoGP tanpa Rossi seperti makan kurang garam, jadi walaupun terjadi pertarungan yang sengit tetap terasa kurang tanpa kehadiran Rossi di dalamnya. Bagaimanapun juga Rossi adalah Legenda hidup MotoGP, Ruhnya MotoGP.
“Come Back Soon The Legend, we still waiting your action….Semoga Cepat Sembuh..!!!”
sekian
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H