Lihat ke Halaman Asli

Demi Kebanggaan, 250 Juta Dollar Dipertaruhkan

Diperbarui: 18 Juni 2015   06:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1404980619125567247

Berapa harga dari sebuah kebanggan di negeri ini, sangat murah, murah saja, mahal, atau sangat mahal? Untuk satu kasus yang berikut ini mungkin jawabannya adalah sangat mahal sekali harga dari sebuah kebanggaan.

BRI, bank pelat merah yang selama dua tahun ini mencoba untuk terjun ke satu bisnis yang melenceng jauh dari core bisnis mereka selama ini di perbankan, alih-alih tidak menguatkan layanan bisnisnya di kredit mikro, BRI mencoba peruntungan ke bisnis satelit. Bisnis yang terhitung sangat high cost, high risk dan juga sangat lama ROI-nya. Lalu apa yang menjadi dalil BRI selama ini kepada publik dan pemegang sahamnya? Kebanggaan. Ya, kebanggaan memang penting sih, tapi apa perlu itu menjadi alasan utama dari suatu kebijakan?

Seberapa mahal memang harga yang harus dikeluarkan oleh BRI untuk membuat BRIsat bisa mengangkasa dan berfungsi? Menurut data dari media online, melalui sekretaris perusahaannya, Budi Satria BRI mengatakan bahwa biaya kesepakatan awal yang harus dikeluarkan oleh BRI kepadaSpace Systems/Loral, LLC dan Arianespace adalah sebesar 250 juta dollar. Nilai yang sangat fantastis bukan untuk urusan coba-coba.

BRI akan menjadi Bank pertama di DUNIA yang akan mempunyai satelit sendiri. Benar BRI itu salah satu bank terbesar di Indonesia, tapi di dunia? Nilai kapitalisasinya dan jumlah nasabahnya masih jauh dibandingkan dengan HSBC (UK), ICBC (RRT), BNP Paribas (Prancis), Royal Bank of Scotland Group (UK). Tapi tidak ada satupun dari bank itu yang terpikirkan untuk mempunyai satelit sendiri.Memang seberapa pentingkah BRIsat untuk mereka? Hingga saat ini BRI menyewa trasnporder untuk sarana komunikasi mereka sebanyak 23 Transporeder. Sedangkan BRIsat akan mempunyai 45 transponder nantinya yang terdiri dari 36 transponder C-Band dan 9 transponder Ku-band.. Untuk dipakai oleh BRI sebanyak 22-23 transponder, diberikan kepada pemerintah sebanyak 4 transponder dan sisanya masih belum jelas peruntukannya. Tidak mungkin bisa disewakan kepada pihak lain, karena akan bertentangan dengan regulasi OJK yang mengatur mengenai bisnis perbankan. Jika sudah begini, maka spirit efisiensi yang sedari awal didengungkan oleh BRI tentu menjadi tanda tanya besar.

Spesifikasi BRIsat

Bobot: 3.500 kg
Slot Orbit: 150.5 Bujur Timur
Wahana peluncur: Ariane 5

BRI sudah malang melintang dalam bisnis perbankan, utamanya sector mikro. Ini tidak perlu diperdebatkan lagi. Tapi apakah BRI mempunyai kapasitas untuk terjun dalam pengelolaan satelit ataupun menjadi pemain dalam bisnis satelit? Saya rasa pertaruhannya terlalu besar. Bisnis satelit adalah bisnis yang mahal karena resikonya sangat tinggi. Ada baiknya jika wacana ini kembali dikaji ulang dan dipertimbangkan masak-masak. Pada akhirnya, sang anak ‘ndeso’ lah yang bisa memutuskan apakah mereka cukup puas untuk menjangkau seluruh pelosok Indonesia, atau mereka sangat ingin bisa juga menjangkau luar angkasa melalu BRIsat mereka. Entahlah, yang jelas sungguh mahal harga suatu kebanggaan di Negara ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline