Lihat ke Halaman Asli

didik fatmoko

Marketing Communication

Memanfaatkan Teknologi 3D Printing untuk Meningkatkan Akses Rumah Layak Huni

Diperbarui: 15 Mei 2024   15:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rumah tapak yang berada di Turi, Sleman dibangun menggunakan teknologi 3D Construction Printing oleh Autoconz/dok. pri

Saat ini rumah tak layak huni atau RTLH masih menjadi persoalan serius di Indonesia. Berdasarkan Indikator Perumahan dan Kesehatan Lingkungan 2023 dari Badan Pusat Statistik (BPS), tercatat bahwa 36,85% rumah tangga masih tinggal di rumah yang tak layak huni. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya akses masyarakat terhadap hunian layak tersebut, salah satunya masalah ekonomi di mana harga rumah layak huni semakin tidak terjangkau dan tidak sebanding dengan penghasilan masyarakat.

Di tengah kehadiran permasalahan ini, Autoconz, sebuah perusahaan teknologi konstruksi asal Yogyakarta, hadir dengan membawa komitmen kuat untuk mendorong masyarakat mendapatkan akses perumahan layak huni. Mengembangkan teknologi canggih 3D printing konstruksi, Autoconz berharap dapat mengubah paradigma dalam pembangunan perumahan yang selama ini membutuhkan waktu yang lama menjadi relatif lebih cepat. Proses pembangunan juga diubah menjadi seefisien mungkin serta menjadi lebih terjangkau bagi masyarakat menengah kebawah.

Antonius Ali, CEO Autoconz, saat ditemui di Yogyakarta beberapa waktu lalu mengatakan, "ketimpangan akses membuat masyarakat khususnya dengan ekonomi menengah kebawah kesulitan dalam memiliki rumah yang layak huni. Dengan teknologi 3D printing konstruksi ini kami berkomitmen membantu masyarakat agar mereka bisa memiliki akses terhadap perumahan yang layak huni."

Memanfaatkan teknologi 3D printing konstruksi, pembangunan perumahan diyakini tidak lagi membutuhkan waktu yang lama seperti cara konvensional. Proses pencetakan struktur bangunan dilakukan secara otomatis secara lapis demi lapis dengan material khusus oleh mesin robotic 3D printing konstruksi.

Kelebihan lain dari teknologi konstruksi masa depan ini yaitu memungkinkan pembangunan yang lebih presisi dan akurat, menghasilkan struktur bangunan yang lebih kuat dan tahan lama. Kelebihan lain dari teknologi konstruksi masa depan ini yaitu memungkinkan pembangunan yang lebih presisi dan akurat, menghasilkan struktur bangunan yang lebih kuat dan tahan lama. Bangunan yang dibangun dengan teknologi ini juga memiliki kualitas yang melebihi bangunan konvensional, hal tersebut karena material khusus yang digunakan serta prosesnya yang terkontrol dengan baik. Proses pembangunan yang dilakukan oleh 3D printing konstruksi ini juga lebih ramah lingkungan karena mampu menekan jumlah limbah konstruksi yang dihasilkan.

"Kecepatannya dalam proses pembangunan menjadi salah satu kelebihan dari 3D printing konstruksi yang kami kembangkan. Dengan proses yang lebih cepat ini tentu akan berdampak pada aspek lain, salah satunya biaya pembangunan yang dikeluarkan menjadi semakin sedikit. Hal itu lah yang membuat bangunan yang dibuat dengan teknologi 3D printing jadi lebih terjangkau," ungkap Ali.

Para pekerja melakukan monitoring proses pencetakan struktur bangunan yang dilakukan oleh mesih 3D Printing Konstruksi/dok. pri

Seperti kemunculan teknologi baru lainnya, kehadiran teknologi 3D printing konstruksi ini seringkali memancing perdebatan apakah pemanfaatannya kedepan akan menghilangkan peran pekerja bangunan atau tidak. Menurut Ali, teknologi yang mereka kembangkan ini sama sekali tidak menghilangkan peran para pekerja bangunan, justru keberadaannya akan sangat membantu para pekerja bangunan dalam menjalankan pekerjaannya.

"Setiap kemunculan teknologi baru pasti akan memunculkan kekhawatiran apakah kedepan teknologi tersebut akan menggantikan peran manusia atau tidak. Begitu juga dengan kehadiran teknologi 3D printing bagi dunia konstruksi. Kehadiran teknologi ini tidak akan sama sekali menghilangkan peran tukang atau pekerja bangunan, namun malah akan sangat meringankan karena mereka bisa menjadi orang yang mengoperasikan alat tersebut," imbuh Ali.

Untuk mewujudkan komitmennya dalam membuka akses masyarakat terhadap perumahan yang layak huni, Autoconz dalam waktu dekat berencana menjalin kerjasama dengan berbagai pihak. Selain pihak pemerintah, perusahaan rintisan asal Yogyakarta tersebut juga akan menggandeng lembaga non-profit yang ada di Indonesia agar kebermanfaatan teknologi canggih tersebut dapat dimanfaatkan oleh lebih banyak masyarakat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline