Pernah nggak, setelah berjam-jam scroll TikTok, kamu merasa otak jadi “kosong”? Atau saat mau baca buku, fokus tiba-tiba hilang entah ke mana? Iya, kebiasaan scroll TikTok emang seru, tapi ternyata bisa bawa pengaruh besar buat fokus kita. Jadi, apa bener scrolling TikTok bisa bikin kita susah fokus, bahkan bisa bikin pikiran sering zoning out alias “ngelamun”? Zoning out atau “ngelamun,” adalah kondisi dimana seseorang merasa terputus dari lingkungan sekitar untuk sesaat.
Apa Itu "Dampak Scrolling" pada Otak?
Penelitian dari berbagai sumber sudah membuktikan bahwa ketika kita terlalu sering scrolling, misalnya di TikTok, Instagram, atau platform media sosial lainnya, ada beberapa perubahan yang terjadi di otak kita. Salah satunya adalah bagaimana otak kita belajar memproses informasi dengan cara yang super cepat. Nah, di TikTok, kita terbiasa dengan video singkat yang berdurasi cuma beberapa detik atau menit. Otak jadi terbiasa untuk menerima informasi yang ringkas, singkat, dan cepat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan menerima informasi singkat bisa menyebabkan menurunnya kemampuan fokus, terutama saat kita beralih ke aktivitas yang membutuhkan konsentrasi tinggi seperti membaca buku atau belajar. Kenapa? Karena otak kita terbiasa mendapat “dopamin” instan dari konten singkat, sehingga kegiatan yang butuh konsentrasi panjang malah terasa membosankan.
Jadi, apa hubungannya dopamin dengan fokus kita? Dopamin adalah zat kimia di otak yang berfungsi sebagai “reward system” atau sistem penghargaan. Saat kita melihat sesuatu yang menyenangkan, seperti video lucu atau menarik di TikTok, otak kita melepaskan dopamin, yang bikin kita merasa senang. Tapi, makin sering kita dapat dopamin instan ini, otak jadi “manja”. Artinya, saat harus fokus ke satu aktivitas panjang, misalnya membaca, otak kita jadi kurang termotivasi dan cenderung “zoning out” atau malah kehilangan fokus. Efek ini biasa disebut sebagai dopamin fatigue atau “kelelahan dopamin.”
Menurut psikolog Dr. Julie Albright, paparan konten singkat dan terus-menerus dari media sosial seperti TikTok bisa membuat otak kesulitan mempertahankan fokus dalam jangka waktu lama. Hal ini karena otak sudah terbiasa dengan pola cepat, dan ketika harus fokus pada sesuatu yang lebih lambat, pikiran cenderung “melayang-layang”.
Dampak Lainnya: Kesulitan Membaca dan Menyerap Informasi
Terkadang, setelah scroll TikTok terlalu lama, kita jadi kesulitan fokus baca buku atau bahkan artikel panjang. Beberapa penelitian menemukan bahwa kebiasaan ini bisa bikin kita “fragmented attention” alias perhatian yang terpecah-pecah. Otak jadi gampang terganggu dan sering lompat dari satu pikiran ke pikiran lain.
Menurut penelitian dari berbagai sumber menunjukkan bahwa orang yang terbiasa scroll media sosial dalam waktu lama menunjukkan kemampuan membaca yang lebih rendah dibanding mereka yang membatasi waktu di platform media sosial. Bukan cuma itu, mereka juga lebih sering mengalami kesulitan memahami informasi secara mendalam. Jadi, nggak heran kalau kita jadi lebih gampang “zoning out” saat baca buku atau belajar.
Tips Mengembalikan Fokus
Kalau kamu merasa efek scrolling ini mulai mengganggu fokus dan konsentrasi, tenang, begini cara untuk memperbaikinya! Berikut beberapa tips yang bisa dicoba:
1. Batasi Waktu Scrolling
Cobalah untuk menetapkan batas waktu harian untuk TikTok atau media sosial lainnya, misalnya maksimal 30 menit per hari. Gunakan fitur pengingat waktu di aplikasi atau atur alarm di ponsel. Ini bisa membantu otak kita terbiasa “istirahat” dari rangsangan berlebihan.
2. Latih Fokus dengan Teknik Pomodoro
Teknik Pomodoro adalah metode yang populer untuk meningkatkan fokus. Caranya, pilih satu aktivitas (misalnya membaca) dan fokus selama 25 menit tanpa gangguan, lalu istirahat selama 5 menit. Ulangi beberapa kali. Teknik ini mengajarkan otak untuk fokus dalam waktu singkat dan secara bertahap bisa membantu memperpanjang durasi konsentrasi.
3. Perbanyak Membaca Buku atau Artikel Panjang
Untuk mengembalikan kemampuan membaca yang dalam, biasakan diri membaca artikel panjang misalnya di kompasiana atau baca buku setiap hari. Mulailah dengan target kecil, misalnya 10 menit sehari, lalu tambah sedikit demi sedikit. Membaca konten yang panjang membantu otak kita terbiasa dengan informasi yang lebih kompleks dan mendalam.