Fred Gratzon dalam bukunya yang berjudul "Malas tapi Sukses" yang diterjemahkan dari "The Lazy Way to Succes How to Do Nothing and Accomplish Everything" membawa perspektif yang sangat menarik dan mungkin tidak biasa bagi banyak orang. Buku ini menantang gagasan konvensional tentang bagaimana kita biasanya memandang kesuksesan. Kebanyakan orang percaya bahwa kerja keras adalah satu-satunya jalan untuk mencapai kesuksesan. Namun, Gratzon menawarkan pendekatan yang berbeda: ia mengatakan bahwa kemalasan, tentu saja dalam konteks tertentu, dapat membawa kita kepada kesuksesan yang bahkan lebih besar.
Kemalasan dalam Konteks yang Tepat
Ketika kita mendengar kata "malas," yang terlintas di pikiran mungkin adalah gambar seseorang yang tidur-tiduran sepanjang hari atau tidak melakukan apa-apa. Tapi tunggu dulu! Gratzon tidak sedang mempromosikan kemalasan dalam arti yang negatif atau destruktif. Sebaliknya, ia mengajak kita untuk melihat kemalasan sebagai seni menemukan cara yang lebih mudah, lebih efektif, dan lebih menyenangkan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Ini tentang menggunakan waktu dan energi secara bijaksana.
Misalnya, bayangkan Anda sedang bekerja pada sebuah proyek besar. Kebanyakan orang mungkin berpikir bahwa bekerja selama berjam-jam tanpa henti adalah cara terbaik untuk menyelesaikannya. Tapi Gratzon akan berkata, "Kenapa tidak coba pikirkan cara yang lebih mudah?" Mungkin ada alat, teknologi, atau bahkan orang lain yang bisa membantu Anda menyelesaikan tugas itu lebih cepat dan dengan usaha yang lebih sedikit. Di sinilah kemalasan versi Gratzon masuk: ia mendorong kita untuk mencari solusi yang lebih pintar, bukan lebih keras.
Menggunakan Kemalasan untuk Menginspirasi Kreativitas
Gratzon juga menekankan bahwa kemalasan bisa menjadi katalis untuk kreativitas. Ketika Anda memberi diri Anda waktu untuk beristirahat dan rileks, pikiran Anda menjadi lebih bebas untuk berkeliaran. Dalam keadaan ini, ide-ide kreatif sering kali muncul tanpa Anda sadari. Cobalah ingat kapan terakhir kali Anda mendapatkan ide brilian saat sedang bersantai atau bahkan tidur siang. Itu bukan kebetulan! Pikiran kita cenderung lebih kreatif ketika kita tidak berada di bawah tekanan atau stres.
Dalam konteks ini, Gratzon sebenarnya mengajak kita untuk lebih menghargai waktu istirahat. Ia mengatakan bahwa terlalu fokus pada kerja keras dan kesibukan justru bisa membuat kita kehabisan energi dan kehilangan kreativitas. Sebaliknya, dengan memberi ruang bagi kemalasan yang produktif, kita bisa menemukan solusi inovatif yang mungkin tidak terpikirkan sebelumnya.
Mitos Kerja Keras
Gratzon juga berusaha membongkar mitos yang sudah mendarah daging di banyak budaya, yaitu bahwa kerja keras adalah satu-satunya jalan menuju kesuksesan. Menurutnya, mitos ini tidak sepenuhnya benar. Ia mencontohkan banyak orang sukses yang justru mencapai puncak karier mereka bukan karena kerja keras yang terus-menerus, tetapi karena mereka pintar mencari jalan pintas atau cara yang lebih efisien.
Bayangkan seorang pengusaha yang sukses. Mungkin kita berpikir bahwa dia mencapai kesuksesan karena kerja keras selama bertahun-tahun. Tapi jika kita melihat lebih dekat, mungkin kita akan menemukan bahwa pengusaha tersebut sebenarnya pandai mendelegasikan tugas, menggunakan teknologi terbaru, atau menemukan model bisnis yang membuatnya bisa bekerja lebih sedikit tetapi mendapatkan hasil yang lebih besar. Inilah yang dimaksud Gratzon dengan "malas tapi sukses". Bukan berarti pengusaha tersebut tidak bekerja keras, tapi dia tidak terjebak dalam anggapan bahwa kerja keras tanpa henti adalah satu-satunya cara.
Mengembangkan Pola Pikir yang Berbeda