Lihat ke Halaman Asli

DIDIK FADILAH

a life-long learner

Reuni Bukber: Memory Manis Bersama Teman Lama

Diperbarui: 14 Maret 2024   09:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumen pribadi

Setiap tahun, bulan Ramadan datang dengan serangkaian kebahagiaan dan kebersamaan. Bagi banyak orang, buka puasa bersama dengan teman-teman lama adalah salah satu momen yang paling dinantikan. Cerita-cerita lama teringat kembali, tawa terdengar riuh, dan kehangatan persahabatan terasa begitu nyata.

Saat adzan Maghrib berkumandang, kami berkumpul di meja buka puasa. Ada aroma khas masakan yang membuat kami tidak sabar menunggu waktu berbuka. Namun, bukan hanya makanan yang membuat momen ini istimewa. Suasana hangat dan obrolan yang penuh tawa membawa kami kembali pada kenangan masa lalu yang tak terlupakan.

dokumen pribadi

Saat kami menikmati hidangan lezat, kami mulai berbagi cerita-cerita tentang pengalaman bersama di masa lalu. Kisah-kisah lucu dan menyentuh membuat kami tertawa dan terharu sekaligus. Dari perjalanan sekolah sampai petualangan di tempat kerja, setiap kenangan membawa kita lebih dekat satu sama lain.

Salah satu kisah yang teringat adalah saat kami masih duduk di bangku sekolah dasar. Kami sedang mencari salah satu teman kami yang tiba-tiba menghilang dari kehadiran kami. Setelah pencarian yang cukup lama, dia tiba-tiba muncul dengan basah kuyup. Dia bercerita bahwa dia kepeleset dan tercebur ke dalam kolam yang berada di bawahnya. Tentu saja, kejadian tersebut menjadi momen yang lucu dan menggelitik bagi kami.

Kenangan lain yang kami bagikan adalah saat pertama kali kami naik pesawat menuju Polandia. Saat itu, kami belum menguasai bahasa Inggris, sehingga kami merasa kebingungan ketika pramugari bertanya apa yang ingin kami pesan untuk makan dan minum. Dengan penuh keyakinan, kami menjawab "same" maksudnya sama saja dengan orang itu, sambil menunjuk penumpang yang baru pertama kami kenal di pesawat, berasal dari Malaysia. 

Kami mengira bahwa teman kami tersebut pesanannya pasti halal, mengingat mayoritas penduduk Malaysia beragama Islam. Namun, kemudian kami menyadari bahwa asumsi kami tidak selalu benar, mengingat belum tentu dia memilih makanan yang halal dan belum tentu juga dia beragama Islam, meskipun dia berasal dari Malaysia.

dokumen pribadi

Di Polandia, kami juga mengalami kejadian lucu lainnya saat mencoba berkomunikasi dengan penduduk setempat. Saat kami hendak membeli daging untuk dimasak saat buka puasa, kami harus menggunakan bahasa tubuh untuk menanyakan apakah daging tersebut adalah daging ayam atau babi. 

Meskipun kami belum bisa berkomunikasi dengan lancar dalam bahasa setempat, kami cukup berhasil menirukan suara dan gerakan ayam juga menghindari memilih daging babi dengan cara yang cukup konyol.


Kisah-kisah lucu ini menjadi bagian tak terpisahkan dari kenangan kami bersama, menghadirkan tawa dan kehangatan di setiap buka puasa yang kami lalui bersama teman-teman lama.


Setelah makanan habis dan perut kenyang, kami masih bertahan di meja, menikmati kebersamaan yang hangat. Percakapan kami melintasi beragam topik, dari hal-hal serius hingga bualan ringan. Namun, yang paling berharga adalah momen-momen spontan di mana tawa kami menggema di ruangan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline