Lihat ke Halaman Asli

Didiek Cahya

Mahasiswa KPI UMJ Beasiswa 1000 Da'i BAMUIS BNI

Kisah Ketakwaan bagi Pemimpin yang Bijak dalam Islam

Diperbarui: 23 Juni 2024   14:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: https://unsplash.com/photos/people-riding-boat-on-body-of-water-Dph00R2SwFogambar

Ketakwaan menjadi kata kunci bagi kehidupan pribadi, kehidupan masyarakat, kehidupan negara, dan bangsa. Sehingga para pendiri negara, para penyusun perundang-undangan, semua mencantumkan syarat ketakwaan ini. Menjadi presiden Indonesia harus bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjadi anggota TNI harus bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bahkan menjadi Pramuka pun di dalam Dasa Dharma itu. Dharma yang pertama adalah bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa menjadi kunci. Hanya dengan ketakwaan kita, akan dapat diberikan oleh Allah jalan keluar dari kesulitan-kesulitan kita diberikan rezeki yang tidak pernah disangka datang. 

"...... Dan barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia menjadikan kemudahan baginya dalam urusannya." (QS. At-Talaq Ayat 4)

Barangsiapa bertakwa kepada Allah, Allah akan menjadikan mudah semua urusan. Oleh karenanya kita memerlukan seorang pemimpin yang bertakwa. Kalau pemimpin itu bertakwa maka Allah akan memudahkan, kepada para pemimpin kita itu mencari solusi dari persis setiap persoalan kehidupan bangsa, kehidupan negara kehidupan masyarakat. Kalau pemimpin kita ini bertakwa Allah akan memberikan rezeki kepada rakyatnya, atas ketakwaan pemimpin itu dari rezeki yang diberikan Allah yang tiada pernah disangka. 

Jika pemimpin itu bertakwa maka Allah akan menjadikan urusan masyarakat dan urusan bangsa negara ini akan dimudahkan. Oleh karena itu Allah mengajarkan agar setiap kita selalu berdoa, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

"Dan orang-orang yang berkata, "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa."" (QS. Al-Furqan Ayat 74)

Pemimpin yang bertakwa hanya bisa lahir dan muncul dari keluarga yang Qurrota A'yun (keturunan yang mengerjakan ketaatan, sehingga dengan ketaatannya itu membahagian orang tuanya di dunia dan akhirat) dari keluarga yang kehidupan mereka dapat menjadi contoh kehidupan yang harmonis, yang bahagia dari pemimpin, yang dilahirkan oleh keluarga, dan yang bahagia itu pemimpin yang bertakwa ini dapat membahagiakan rakyatnya. Jika pemimpin itu lahir dari keluarga yang rusak, keluarga yang tidak bahagia, dan keluarga yang broken home. 

Maka yang lahir juga pemimpin yang tidak bisa membahagiakan rakyatnya, karena dia tidak punya pengalaman hidup bahagia. Ini Rumus di dalam QS. Al-Furqan Ayat 74, itu sehingga menjadi tanggung jawab tiap keluarga muslim membela keluarganya menjadi keluarga itu lahir pemimpin-pemimpin yang bertakwa tidak bisa lahir pemimpin yang bertakwa dari partai politik maupun dari lembaga lain. hanya bisa dicetak melalui keluarga-keluarga yang bertakwa yang bahagia lahirlah pemimpin-pemimpin yang bertakwa.

"Rabbana hab lana min azwajina wa dzurriyatina qurrata a'yun, waja'alna lil muttaqina imama." Allah tegas keluarga itu sumber lahirnya para pemimpin, keluarga itu kawah candradimuka (tempat penggemblengan kesatria agar menjadi sakti dan tangguh) para pemimpin, keluarga yang bertakwa yang bahagia yang melahirkan pemimpin yang bertakwa yang bisa membahagiakan rakyatnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline