Lihat ke Halaman Asli

Usman Didi Khamdani

Menulislah dengan benar. Namun jika tulisan kita adalah hoaks belaka, lebih baik jangan menulis

"Inferno", Memecahkan Teka-teki Pandemi

Diperbarui: 22 Juni 2020   14:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peta Neraka karya Botticelli yang menjadi salah satu fokus teka-teki dalam film Inferno | sumber: wikipedia.org

"Our population is spiraling out of control. Inferno is the cure."

Inferno (2016) merupakan film ketiga yang diangkat dari novel karya Dan Brown dengan judul yang sama setelah Angels & Demons (2009) dan The Da Vinci Code (2006). Ketiganya merupakan bagian dari seri petualangan Robert Langdon, seorang profesor dari Universitas Harvard di bidang Sejarah Seni dan "Simbologi". Tentu, karakter Langdon merupakan karakter fiktif yang hadir hanya dalam cerita tersebut. Novel petualangan Langdon sendiri terdiri dari lima bagian, yaitu Angels & Demons (2000), The Da Vinci Code (2003), The Lost Symbol (2009), Inferno (2013) and Origin (2017).

Sebelum Inferno diangkat ke layar lebar, sebenarnya The Lost Symbol telah dipersiapkan terlebih dahulu. Namun entah mengapa akhirnya Inferno-lah yang kemudian dipilih untuk meneruskan petualangan Langdon di layar lebar. Inferno, beberapa hari lalu, kembali ditayangkan di sebuah kanal televisi swasta. 

Teka-teki Pandemi

Seperti dalam dua film sebelumnya, The Da Vinci Code dan Angels & Demons, dalam Inferno, Langdon kembali dihadapkan kepada teka-teki yang mesti dipecahkan. 

Teka-teki yang selalu berhubungan dengan karya-karya seni klasik, yang bagi Langdon, karya-karya tersebut memang tidak diciptakan begitu saja namun juga sarat dengan simbol-simbol dan petunjuk-petunjuk yang disisipkan ke dalamnya.

Teka-teki kali ini yang berusaha dipecahkan oleh Langdon (yang kembali diperankan oleh Tom Hanks) adalah sebuah teka-teki yang dtinggalkan oleh seorang milyuner Amerika dan juga ahli rekayasa biologi yang terkenal karena pandangan radikalnya, Bertrand Zobrist (Ben Foster).

Film dibuka dengan cuplikan presentasi Zobrist tentang pandangan radikalnya terhadap laju pertumbuhan populasi, akibat dan tindakan apa yang diperlukan untuk mengendalikannya. 

Zobrist meyakini bahwa diperlukan tindakan keras untuk mengurangi pertumbuhan populasi bumi. Dan Zobrist berpandangan bahwa hanya Inferno-lah yang dapat menyelamatkan umat manusia. Zobrist, yang sayangnya kemudian mengakhiri nyawanya sendiri, meninggalkan teka-teki tentang Inferno tersebut.

Langdon, dibantu oleh Sienna Brooks (Felicity Jones), akhirnya dapat memecahkan teka-teki Inferno dari Zobrist tersebut, yang tidak lain adalah sebuah pandemi yang (akan) diciptakan oleh Zobrist. Sebuah pandemi atau wabah penyakit, di mana Langdon kemudian menyadari bahwa dirinyalah sendiri yang telah dipilih Zobrist sebagai agen penyebarannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline