Lihat ke Halaman Asli

Usman Didi Khamdani

Menulislah dengan benar. Namun jika tulisan kita adalah hoaks belaka, lebih baik jangan menulis

Puisi | Tuhan, Kau di Mana?

Diperbarui: 22 Maret 2020   11:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Tuhan, Kau di mana?"
begitu jerit kita menyaksikan
ribuan nyawa yang bergelimpangan
dan jutaan lainnya terkurung
dalam ketakutan

"Bahkan rumah-Mu pun terkunci!"
ratap kita

"Apakah Kau murka pada kami?
Sudah saatnyakah Kau memusnahkan kami?"

andai kita tahu Tuhan tak pernah
kemana-mana
andai kita tahu ketakutan kita
hanyalah karena kita tak ingin
mendapat siksa-Nya
saat kita tiba-tiba harus
dipanggil-Nya kembali
saat ini
andai kita tahu ketakutan kita
hanyalah karena kita tak ingin
Ia murka
atas kelacuran
yang selama ini kita lakukan

ya
Tuhan tak pernah
kemana-mana
Ia selama ini ada bersama kita
bahkan saat sekarang
yang kita sebut masa bencana
Ia masih ada bersama kita

tapi justeru kitalah selama ini
yang tak pernah mengindahkan-Nya
kita asyik dengan urusan kita sendiri
saat Ia ingin menyapa dalam permainan
duniawi kita
kita hardik Ia dalam hati kita
"Tuhan, urusan kita hanya di rumah-Mu saja!"
kita lupa
bahwa rumah kita pun
adalah rumah-Nya juga
bahwa di manapun kita berpijak
di sanalah Ia berkuasa atas
segalanya

bencana
hanyalah sejentikkan kuku-Nya
saja
kapan Ia berkehendak untuk terjadi dan berakhir
pasti terjadi dan berakhir

bencana
hanyalah cara lain Ia ingin
menyapa kita
yang selama ini
sering mengacuhkan-Nya




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline