Lihat ke Halaman Asli

Didik Sedyadi

Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Cerpen: Mawar Ini Bukan Untukmu

Diperbarui: 27 Juni 2016   19:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto Wike Nurani - dok. Wike

Wike bergegas sambil terus menggenggam lengan April menuju balandongan tempat peringatan Rojaban di sekolahnya. Namun apa mau dikata, acara Rojaban telah dimulai beberapa saat lalu. Kedua gadis itu terlambat. Agak menyesal juga, tapi keduanya tak mungkin menyalahkan tamu yang datang menemuinya di lobby sekolah. Wajah April tampak biasa, namun tidak demikian dengan Wike.

“Aku kehilangan momen penting.... “ bisik Wike, yang biasa pula dipanggil Keke,  sambil memperlihatkan kamera Canon Eos-nya.

“Momen apaan?”

“Ya mulai pembukaan laah, harusnya sejak awal aku sudah duduk di sini. Dengan optical zoom 100X , aku bakal memilik karya artistik.”

“Nggak ngerti!” kata April tampak kesal.

“Ya ampun Pril!”

“Judulnya apa si?”

“Qori kaseep ... yang ganteng!” bisik Wike meyakinkan sahabatnya.

“Oalaaahhhh... Keke! Norak kamu! Ternyata sulit jadi wanita sholihah ya hihihi....”

“Apaan sih?”

“Ini pengajian Ke, masa kamu malah mikirin cowok!”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline