Lihat ke Halaman Asli

Didik Sedyadi

Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Cerpen : Sunset di Kuta, Cinta di Majalengka

Diperbarui: 6 April 2016   18:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="kre. pribadi"][/caption]

Sekitar satu setengah jam dari bandara Soekarno-Hatta, pesawat mulai merendah. Dari pengeras suara pesawat terdengar informasi bahwa pesawat akan segera mendarat di Bandara Ngurah Rai Denpasar.

Herlin melihat ke luar jendela. Laut kelihatan semakin jelas teksturnya. Bibir pantai yang menggurat panjang mulai kelihatan. Beberapa saat kemudian terasa getaran menghentak perutnya ketika roda pesawat mulai menyentuh landasan pacu. Getaran kasar terus terasa selama pesawat  menggelinding rodanya untuk mendekati titik henti.

“Kita sudah sampai ….. “ ada suara dari kursi belakang. Herlin menoleh. Dilihatnya pria muda yang kemarin masuk UPT Penelitian Kampus. Laki-laki itu tersenyum. Herlin kesal.

“Anda bicara dengan saya?” tanya Herlin meyakinkan diri bahwa pria itu bicara kepada dirinya.

“Iya, dengan Anda, Mbak Herlin .. Herlin Nurjanah.”

“Anda tahu nama saya?” Herlin kaget.

“Maaf… kemarin di kantor UPT saya tidak sengaja membaca label nama Mbak.”

“Oooo…… “

“Maaf atas kelancangan saya …..”

“Ooo tidak apa-apa.”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline